Balita

Kapan Waktu yang Tepat agar Anak Tidur Sendiri?

Kapan Waktu yang Tepat agar Anak Tidur Sendiri?

Apakah Ibu termasuk yang menantikan momen anak tidur sendiri di kamarnya?

Mayoritas budaya di Indonesia adalah orang tua tidur bersama dengan anak. Tidur bersama dengan anak dalam satu kasur disebut dengan bed sharing. Aturan tidur terpisah dengan orangtua pun ada dua, tidur satu ruangan tapi berbeda kasur yang juga disebut dengan co-sleeping atau tidur terpisah berbeda kamar. Sementara, anak bayi tidur terpisah berbeda ruangan dengan orang tuanya sangat jarang ditemukan di Indonesia meski kerap dilakukan oleh orang Eropa dan Amerika.

Para psikolog mempunyai pendapat yang berbeda-beda terkait kapan waktu tepat untuk anak tidur sendiri. Faktor budaya pun turut berperan dalam menentukan soal ini. 

Memulai kapan anak harus tidur sendiri

Sudah sangat lazim bagi orang tua di Eropa dan Amerika untuk “membiasakan” anak tidur terpisah sejak bayi. Sebaliknya, membuat anak tidur sejak kecil terpisah ruangan dari orang tuanya tidak lazim dilakukan di Asia, termasuk Indonesia.

Faktor berikut yang menentukan adalah pola pengasuhan yang Ibu terapkan di rumah. Banyak juga keluarga yang tidak menerapkan bed sharing dari awal. Anak diletakkan di kasur bayi. Biasanya, keluarga yang menerapkan pola asuh seperti ini lebih mudah melakukan transisi saat anak tidur sendiri di kamarnya.

Dengan anak tidur sendiri di kamarnya, biasanya orangtua akan lebih nyenyak tidur karena kasur lebih luas, tidak terhimpit oleh anak yang tidurnya banyak bergerak, dan tidak terinterupsi dengan tangisan dan rengekan anak.

Kapan anak harus tidur sendiri? Ada dua paham yang bisa ibu ikuti sesuai dengan keadaan anak dan pola asuh yang ibu terapkan.

1. Usia 2-5 tahun

 

Ada beberapa orang tua yang mulai menerapkan anak tidur sendiri di kamarnya saat mereka ada di rentang usia 2-5 tahun. Di usia ini biasanya bertepatan dengan selesainya masa penyusuan dan usia potty training saat tidur malam. Ada beberapa keuntungan yang didapat jika anak tidur sendiri di fase usia ini. Selain orangtua menjadi lebih lelap tidur, anak tidur sendiri di kasur atau bahkan kamarnya sendiri mempermudah pengurusan saat anak latihan potty training malam hari. 

Jika anak mengompol dan masih tidur satu kasur bersama orangtua, Ibu akan sulit membereskan sisa ompol anak karena harus mengganti seprai dan bisa jadi mengganggu tidur semuanya yang ada di kasur tersebut. Dengan anak tidur sendiri, bekas ompol yang ibu urus menjadi lebih sederhana karena hanya seprai kasurnya yang ibu ganti.

Namun ada yang harus Ibu pahami. Menurut pakar Gentle Sleep, Sarah Ockwell-Smith, Anak dibawah usia 5 tahun masih belum bisa menenangkan diri sendiri saat mereka terbangun di malam hari. Terbangun di malam hari ini sebagai efek berakhirnya 1 siklus tidur mereka yang terdiri dari tidur ringan, tidur dalam, dan REM. Anak masih kesulitan melanjutkan ke siklus tidur berikutnya sehingga ini yang membuat ia terbangun di malam hari. 

Akibatnya, anak bisa jadi menangis atau malah mengungsi ke kamar orangtuanya. Ibu yang menerapkan anak tidur sendiri di fase usia 2-5 tahun, mungkin harus lebih longgar menerapkan aturan tidur terpisah dengan orangtua. JIka anak terbangun di malam hari, Ibu dapat memutuskan apakah membiarkan anak melanjutkan tidur bersama orangtuanya atau mengantar anak dan menemaninya kembali di kamarnya.

2. Usia 5-7 tahun

 

Jika Ibu mengikuti attachment parenting, maka Ibu kerap membiarkan anak tidur bersama hingga usia sekolah dasar. Namun, cepat atau lambat anak harus pindah ke kamarnya sendiri.

Berikut beberapa tanda yang dapat Ibu amati untuk mengetahui kapan anak harus tidur sendiri:

  • Sudah lulus toilet training dan tidak mengompol. Ia bisa bangun sendiri jika ingin buang air kecil saat tengah malam
  • Anak tidur sendiri tanpa harus ditunggui sampai terlelap. Membiasakan ritual sebelum tidur seperti membaca buku boleh-boleh saja. Namun, Ibu sudah tidak perlu lagi menunggui si anak hingga ia lelap tertidur karena begitu ia mengantuk, ia dapat tidur sendiri. Bisa juga saat sudah waktunya tidur, ia dapat menidurkan diri sendiri tanpa harus ditemani dahulu
  • Anak sudah dapat mengurus dirinya sendiri dengan cukup baik. Misalnya tidur, mandi, berpakaian, tidur, dan makan minum
  • Anak dapat mengatasi masalahnya sendiri, termasuk menenangkan diri. Ada kalanya anak memiliki sleep terror dan mimpi buruk sehingga ia terbangun dan menangis. Jika ia dapat mengatasi kecemasan-kecemasan tersebut tanpa dibantu oleh Ibu, berarti sudah waktunya anak tidur sendiri

Mengacu pada tanda-tanda di atas, Ibu dapat menyimpulkan bahwa usia 5-7 tahun adalah waktu kapan anak harus tidur sendiri. Ini ditandai dengan usia anak yang memasuki usia sekolah. Namun patokan usia ini tidak mutlak karena tetap bergantung pada karakter anak, pola pengasuhan di rumah dan kesiapan anak.

Jika Ibu ingin mengajarkan anak tidur sendiri, Ibu harus mulai memikirkan aturan tidur terpisah dengan orangtua. Bisa dengan mencoba satu kamar tapi berbeda kasur dahulu ataupun langsung pisah kamar.

Manfaat anak tidur sendiri

Ada beberapa manfaat anak tidur sendiri yang dapat ibu pertimbangkan sebelum memutuskan kapan anak tidur sendiri di kamarnya.

1. Melatih anak mandiri

Manfaat anak tidur sendiri yang pertama adalah melatih anak agar lebih mandiri. Dengan anak tidur sendiri di kamarnya, perlahan akan muncul rasa kepemilikan kamar sehingga muncul tanggung jawab untuk menata dan membereskan kamarnya.

2. Anak tidur lebih nyenyak

Tidak hanya melatih kemandiriannya, manfaat anak tidur sendiri lainnya adalah membuat mereka lebih nyenyak tidur. Dengan anak tidur sendiri di kamarnya, anak tidak terganggu oleh aktivitas orangtuanya yang biasanya akan tidur lebih larut dibandingkan mereka. Anak tidak akan terganggu dengan cahaya lampu bahkan suara-suara yang ditimbulkan.

3. Meningkatkan kepercayaan diri anak

 

Kepercayaan diri anak mulai tumbuh semenjak mereka belajar tidur sendiri. Terbentuknya kepercayaan diri ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang mereka nantinya. 

4. Mengenalkan adanya aturan dan privasi

Membiasakan anak tidur sendiri dapat membantu mereka mengenali konsep aturan dan privasi. Bisa dibilang, ini dapat menjadi bekal mereka mengenal ruang privasi baik untuk dirinya maupun orang lain.

5. Melatih disiplin

Menariknya, membiasakan anak tidur sendiri dapat melatih kedisiplinan mereka. Maksud disiplin disini adalah mereka tahu kapan waktu tidur dan bangun sendiri. Mereka juga tidak terganggu oleh bunyi dan cahaya di luar kamar tidur mereka.

Itulah penjelasan mengenai kapan anak harus tidur sendiri beserta manfaatnya. Apakah Ibu sudah siap melatih anak tidur sendiri?

Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih