Kelahiran

Waspada! 10 Tanda Bayi Kurang ASI Ini Tak Bisa Dibiarkan

Waspada! 10 Tanda Bayi Kurang ASI Ini Tak Bisa Dibiarkan

Beberapa tanda bayi kurang ASI bisa jadi terlihat sedikit biasa bagi kita, namun sebenarnya ini adalah hal yang mengkhawatirkan bila didiamkan cukup lama. Bagi Ibu baru, disarankan untuk mempelajari berbagai serba-serbi menyusui di awal kehamilan supaya nanti pada saatnya si kecil lahir, Ibu sudah punya cukup bekal untuk menyusui bayi baru lahir. Melansir dari laman Healthline, sebaiknya Ibu tak perlu terlalu khawatir ASI tidak keluar karena faktanya tubuh Ibu sudah memproduksi ASI sebelum kelahiran buah hati Ibu.

Kolostrum adalah ASI pertama yang dihasilan oleh payudara Ibu, warnanya cenderung kuning pekat namun penuh gizi dan nutrisi seperti karbohidrat, protein, dan antibodi. Kolostrum sudah berkembang di payudara Ibu sejak pertengahan kehamilan atau sekitar 12 – 18 minggu. Selain bergizi, kolostrum juga punya kandungan pencahar untuk membantu mekonium keluar melalui feses dan melawan penyakit kuning. Setelah kolostrum baru kemudian muncul susu transisi dan diikuti dengan susu matang yang terbagi menjadi foremilk dan juga hindmilk yang akan keluar sekitar 10 – 14 hari setelah melahirkan. 

Kelancaran ASI sangat bergantung pada kondisi kesehatan jiwa dan raga Ibu, oleh karenanya selain mengkonsumsi makanan penuh gizi ada baiknya asupan jiwa juga cukup dijaga. Sebagai teman atau keluarga yang sedang berkunjung untuk menengok momen kelahiran, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membantu Ibu baru punya jiwa yang lebih sehat dan bahagia supaya ASI-nya keluar dengan lancar, simak beberapa hal berikut ini:

  • Beri selamat dan doakan hal baik sangat cukup;
  • Stop komentar tentang berat badan bayi yang mungkin terlihat mungil;
  • Dukung Ibu untuk bisa ASI, beri saran yang membuatnya yakin untuk fokus ASI;
  • Stop tanya tentang proses melahirkan normal atau caesar karena semua sama;
  • Bagi Ayah, siapkan diri menjadi Ayah ASI yang penuh cinta dan dukungan;
  • Bagi mertua, bantu dukungan moril menantu Anda yang baru saja melahirkan; dan
  • Beri kado booster ASI berupa makanan atau minuman enak juga oke banget.

Ibu yang bahagia adalah booster ASI terbaik, oleh karena itu setiap orang di sekitar Ibu menyusui juga harus memberi dukungan penuh akan hal ini.

Ciri–Ciri Bayi Kurang ASI

Tanda bayi kurang ASI perlu juga menjadi perhatian setiap Ibu supaya kita waspada terhadap hal apa yang harus dilakukan selanjutnya. Melansir dari laman Baby Center, berikut ini ciri-ciri bayi kurang ASI yang mungkin terlihat pada si kecil:

1. Si Kecil Gelisah Setelah Makan


Tanda bayi kurang ASI dapat terlihat dari gerak gerik si kecil setelah menyusu dari Ibunya. Misalnya bila ia terlihat melepas mulutnya dari payudara Ibu dan seolah seperti sudah selesai menyusu namun gerak geriknya gelisah, bisa jadi sebenarnya ia belum mendapatkan cukup ASI dan pelekatan yang dilakukan belum sempurna. Berikut ini ada beberapa tips pelekatan yang baik agar tanda bayi kurang ASI tak lagi terjadi, mengutip dari laman What To Expect:

  • Posisi Mulut Bayi Harus Benar

    Posisikan mulut bayi si kecil untuk menutupi seluruh bagian aerola puting Ibu dan benarkan kembali posisinya bila terlihat hanya mengisap puting saja. Bila hanya mengisap puting saja, maka pelekatan dikatakan tidak sempurna. Perlekatan yang belum sempurna tak hanya bisa menjadi tanda bayi kurang ASI saja, namun dapat membuat puting Ibu perih hingga pecah-pecah.

  • Dagu dan Ujung Hidung Menempel pada Payudara

    Posisi dagu dan ujung hidung si kecil akan menempel pada payudara Ibu bila perlekatan sudah benar. Nantinya tampak bibir bayi akan melebar keluar bukan mengerucut. Gerakan menyedotnya pun memiliki ritme teratur. Pastikan ia tak menghisap bagian bibir bawahnya sendiri karena bisa jadi ia hanya menghisap bibirnya sendiri bukan sedang minum ASI. Ini juga bisa menjadi penyebab tanda bayi kurang ASI dan Ibu bisa kembalikan lagi posisi mulut bayi dengan benar.

2. Perhatikan Popok Bayi


Tanda bayi kurang ASI juga dapat terlihat dari seberapa sering popoknya di ganti. Bila ia minum ASI dengan jadwal teratur dan dengan jumlah yang cukup, maka popoknya akan sering basah, artinya ia mengeluarkan urin dengan teratur. Pada saat umurnya lima hari atau lebih, bila terlihat ia hanya ganti popok kurang dari lima atau enam popok dalam 24 jam, maka bisa jadi tanda bayi kurang ASI. Ini dapat diartikan juga si kecil buang air kecil kurang dari dua kali sehari dan bagi bayi ini bukanlah hal yang wajar. Tanda bayi kurang ASI juga terlihat melalui warna urinnya yang cenderung berwarna kuning pekat.

Tanda bayi kurang ASI juga wajib dicek melalui pupnya, bila berwarna kuning yang tidak wajar dan tidak encer, terutama setelah beberapa hari dilahirkan, maka kemungkinan ia tidak minum ASI sesuai takarannya. Pup bayi yang berwarna sangat gelap setelah lima hari dilahirkan juga dapat menjadi tanda bayi kurang ASI.

3. Tubuh Si Kecil Berwarna Kuning


Warna tubuh bayi memang beragam, ada jenis kulit yang kuning langsat. Namun kalau si kecil terlihat berwarna kuning tua dan punya bau tubuh yang cukup menyengat, bisa jadi tanda bayi kurang ASI. Kondisi lain yang perlu diwaspadai adalah bila tubuh si kecil menguning setelah seminggu di lahirkan maka ini tanda bayi kurang ASI. Ciri fisik bayi kurang ASI seperti ini sangat jelas terlihat karena tak hanya tubuhnya saja yang kuning, tapi seluruh tubuh termasuk kukunya juga ikut menguning. Ciri fisik bayi kurang ASI seperti ini wajib dikonsultasikan ke dokter supaya tahu penanganan lebih lanjut. 

4. Dia Terlihat Selalu Mengantuk


Akibat bayi kurang ASI dapat juga terlihat saat si kecil tak ceria dan sering mengantuk sehingga harus dibangunkan untuk menyusu. Mengantuk di sini maksudnya terlihat lemah dan lesu dan tidak seceria bayi yang minum ASI cukup. Pastikan kembali proses pelekatan, kualitas, serta kuantitas ASI terjada dengan baik supaya si kecil minum ASI sesuai yang ia butuhkan. Badan yang seperti terlihat lemah bisa menjadi ciri fisik bayi kurang ASI. 

5. Terdengar Suara Klik 


Suara klik yang terdengar dari mulut si kecil saat sedang menyusu pada Ibunya adalah sebuah tanda bahwa pelekatannya tidak benar dan bisa jadi tanda bayi kurang ASI. Benarkan kembali posisi mulut si kecil untuk menutupi seluruh aerola Ibu supaya si kecil dapat menyusu dengan benar karena akibat bayi kurang ASI bisa membuatnya mudah lapar.

6. Payudara Ibu Masih Keras Bahkan Setelah Menyusui

Saat ASI memenuhi payudara Ibu biasanya akan mengeras, ini tandanya ASI penuh dan siap dikosongkan atau diminumkan kepada si kecil. Namun bila rasanya setelah menyusui si kecil payudara Ibu masih terasa keras, maka ini tanda bayi kurang ASI dan pelekatannya tidak baik sehingga si kecil tidak menyusu dengan sempurna. Sembari membuat reflek rooting pada si kecil, ada baiknya ASI diberikan kembali untuknya ya Bu.

7. Puting Payudara Tampak Bermasalah

Pelekatan yang tidak baik akan menyebabkan masalah pada puting payudara Ibu dan menyebabkan tanda bayi kurang ASI semakin terlihat. Puting Ibu bisa jadi cacat, terjepit, atau terasa sakit saat si kecil menyusu karena posisi pelekatannya tidak baik. Ketika si kecil menyusu hanya pada bagian puting, ASI yang ia dapatkan bisa jadi tak sebanyak yang seharusnya. Sebelum puting menjadi sangat sakit, benarkan kembali posisi menyusu si kecil ya.

8. Perhatikan Berat Badan Bayi

Melansir dari laman La Leche League, berat badan bayi baru lahir biasanya turun sekitar 7% dari berat lahir awal mulanya pada beberapa hari setelah dilahirkan. Berat badan bayi akan kembali meningkat seiring dengan produksi air susu Ibu yang juga meningkat. Berat badan bayi akan kembali normal dan semakin menunjukkan perkembangan setelah 10 – 14 hari, sementara air susu Ibu biasanya akan berproduksi normal setelah hari ke-3 atau ke-4. 

Timbanglah berat badan si kecil sebulan sekali untuk mengetahui apakah ada masalah dalam tumbuh  kembangnya. Tanda bayi kurang Asi juga dapat terlihat pada berat badan bayi yang tak kunjung mengalami kenaikan signifikan. 

9. Si Kecil Sering Rewel

Salah satu tanda bayi kurang ASI yang sangat terlihat lainnya adalah saat si kecil seringkali rewel bahkan beberapa saat setelah disusui. Selain pelekatan, ada hal lain yang perlu Ibu perhatikan seperti kualitas ASI yang harus dicukupkan dengan berbagai macam asupan makanan padat gizi untuk membantunya tumbuh dan merasa kenyang karena makanan untama bayi di bawah enam bulan hanya boleh susu saja. 

10. Mengakibatkan Munculnya Sejumlah Penyakit

Melansir dari laman The Guardian, ada sejumlah penyakit yang timbul sebagai akibat bayi kurang ASI, beberapa diantaranya adalah bayi akan mengalami dehidrasi, berat badan yang cepat turun, mengalami peningkatan kadar garam dalam tubuh bayi, terjadi kejang, kerusakan otak, bahkan menyebabkan kematian.

Cara Mengatasi Bayi Kurang ASI

Setelah melihat tanda bayi kurang ASI yang tidak bisa disepelekan, kini saatnya kita mencoba mencari cara mengatasi bayi kurang ASI supaya tidak berakhir fatal. Mengutip dari berbagai sumber, cara mengatasi bayi kurang ASI berikut ini diharapkan dapat membantu setiap Ibu:

  • Lakukan Pelekatan yang Tepat

    Pelajari dan praktekkan kembali tentang cara pelekatan yang benar saat menyusui si kecil. Mulut si kecil harus masuk menutupi aerola dan puting, bukan puting saja.

  • Maksimalkan Kualitas ASI

    Makanan padat gizi sebaiknya dikonsumsi Ibu menyusui untuk kualitas ASI yang baik. Beberapa makanan yang bagus dikonsumsi Ibu menyusui misalnya: sayuran berwarna hijau, oranye, kacang-kacangan, buah, hingga mengkonsumsi air putih dengan jumlah yang cukup.

  • Perhatikan Posisi Menyusui yang Nyaman

    Apakah posisi menyusui Ibu sudah nyaman? Bila pelekatan sudah benar namun ternyata posisi menyusui tidak nyaman bisa jadi ini yang mengakibatkan tanda bayi kurang ASI muncul sehingga si kecil sering kali menyudahi proses menyusui sebelum kenyang. Pilihlah posisi menyusui yang nyaman bagi Ibu seperti: Cradle Hold, Crossover Hold, Football Hold, Side-Lying Position, dan Laid Back Position.

  • Ketahui Seberapa Sering Sebaiknya ASI Diberikan

    Ada berbagai macam cara bayi menyusu pada Ibunya, pertama yang harus dibangunkan dulu baru disusui, dan ada yang tidak sabar untuk menyusu serta mudah lapar. Tidak ada yang paling benar dan paling baik, bila si kecil butuh untuk disusui sesuai jadwal maka terapkan jadwal menyusui yang tepat untuknya, namun bila ia selalu meminta susu dengan intensitas waktu yang sering maka lakukanlah. 

  • Hindari Stress dan Punya Pola Hidup Sehat

    Untuk kualitas dan kuantitas ASI yang bagus, yang perlu Ibu perhatikan tidak hanya jenis makanan padat gizi saja namun Ibu perlu menjalani proses menyusui ini dengan hati yang bahagia, bebas stress, dan pola hidup yang sehat seperti cukup minum air putih, aktif bergerak, dan punya pola waktu istirahat yang baik.

Penulis: Novia Luciana
Editor: Dwi Ratih