Kesehatan

Obat Alami untuk Flu dan Pilek Anak

Obat Alami untuk Flu dan Pilek Anak

Ketika anak terserang batuk dan pilek, tak jarang para orangtua menjadi panik dan terburu-buru memutuskan untuk memberikan obat flu anak pasaran untuk si kecil. Persatuan Dokter Anak Amerika memperingatkan bahwa pemberian obat berlebihan untuk mengobati batuk dan pilek tidaklah aman untuk anak usia di bawah dua tahun. Bahkan ada risiko membahayakan dibalik penggunaan obat-obatan tersebut.

Biasanya flu atau pilek berlangsung selama sepuluh hari. Saat si kecil menderita gangguan kesehatan ini, cobalah lakukan perawatan ala rumahan. Meski nantinya mungkin keluhan yang ia rasakan tidak berkurang, setidaknya ia dapat merasa lebih nyaman.

Berikut ini cara meredakan gejala flu dan pilek tanpa obat pilek anak kimia: 


  1. Banyak istirahat (semua usia)

    Anak usia berapapun memerlukan energi untuk melawan infeksi. Saat mereka beristirahat, proses penyembuhan akan terjadi. Karena itu istirahat merupakan hal yang perlu mereka lakukan. Hasil sebuah studi menunjukkan bahwa stres berperan dalam munculnya satu gangguan kesehatan. Jika anak Anda di bawah tekanan dikarenakan sekolah, teman-teman, atau sesuatu yang terjadi di rumah, bisa jadi yang ia perlukan adalah waktu jeda untuk melawan gejala batuk pilek ini.

    Yang Anda butuhkan hanyalah tempat yang nyaman bagi si kecil untuk beristirahat serta berbagai objek menyenangkan untuk menemaninya. Sekaranglah waktunya bagi anak Anda menonton video atau program televisi favoritnya. Bisa juga Bunda menyediakan pensil warna dan buku gambar serta mainan bongkar pasang. Bila buah hati Bunda merasa bosan karena harus berada di tempat tidur, biarkan ia pindah ke ruangan lain yang ia sukai.

    Jika cuaca mendukung, Anda bisa menggunakan tempat yang nyaman di halaman rumah atau di teras sebagai tempat ia beristirahat. Untuk di dalam ruangan, buat sebuah tempat yang lebih menyenangkan dari tempat tidur seperti memasang tenda di ruang keluarga. Apabila si kecil kesulitan untuk beristirahat, bantu dia dengan membacakan buku cerita, menyanyikan lagu bersama, atau mungkin ia akan merasa lebih baik dengan menelepon nenek atau temannya.


  2. Mandi uap (semua usia)

    Menghirup uap air dapat membantu mengencerkan lendir pada bagian hidung. Hal ini berlaku bagi anak Anda berapapun usianya. Mandi air hangat juga membuat anak Anda menjadi rileks. Yang Anda butuhkan adalah bak mandi atau wadah berupa ember.

    Pastikan dulu semuanya dalam keadaan bersih. Tuangkan air panas ke dalam bak mandi, biarkan uap panas mengisi ruangan di kamar mandi. Lalu campurkan dengan air dingin secukupnya. Jika anak Bunda sudah cukup besar, biarkan ia bermain air di dalam bak sesukanya. Tapi tetap awasi kegiatannya di kamar mandi, ya.

    Untuk anak di atas dua tahun, Bunda bisa menambahkan beberapa tetes cairan mentol ke air mandi. Bila si kecil menolak untuk berendam di dalam bak, tuangkan saja air panas ke dalam wadah, lalu tutup pintu dan sumbat ventilasi ruangan dengan handuk. Temani ia untuk duduk di ruangan yang telah dipenuhi uap panas selama kurang lebih 15 menit. Anda bisa juga sembari membacakan buku untuknya.


  3. Pijat (di atas 3 bulan)

    Untuk bayi usia 3 bulan ke atas, pijatan lembut dapat membuatnya tidur nyenyak di malam hari. Mungkin Bunda masih ingat saat kecil dulu ketika sakit, orangtua kita sering kali menggosokkan minyak kayu putih atau minyak telon ke badan kita. Sebenarnya penggunaan minyak ini tidak berpengaruh pada hidung yang tersumbat, tapi pemakaiannya dapat membuat penderita flu merasa seolah bernapas lebih baik dengan adanya sensasi dingin pada hidung.

    Yang Anda perlukan adalah minyak gosok terutama yang aman untuk bayi tiga bulan ke atas. Produk ini tidak mengandung mentol. Kandungan mentol tidak boleh digunakan pada anak dibawah usia dua tahun. Anda juga dapat menggunakan produk berbentuk balsem yang dibuat dari bahan dasar lidah buaya atau rempah-rempah.

    Gosokkan minyak atau balsem tadi ke bagian dada, leher, dan punggung anak. Tapi, Bunda, jangan gosokkan pada bagian yang terluka atau sensitif. Jangan pula digunakan pada bagian mulut atau hidung bayi, sekitar mata, atau bagian lainnya di wajah.


  4. Banyak minum (semua usia)

    Meminum banyak cairan membantu mencegah dehidrasi dan mengurangi kotoran pada hidung pada anak usia 6 bulan ke atas. Yang Anda perlukan adalah minuman yang disukai anak. Air putih sebenarnya sangat baik tapi kadang anak tak terlalu tertarik meminumnya. Coba berikan cairan dalam bentuk jus atau minuman kesehatan lain yang aman bagi anak.

    Anda harus tetap memberikan ASI atau susu formula pada bayi usia di bawah 6 bulan kecuali dokter menyarankan pemberian cairan lain. Bayi yang masih kecil tidak membutuhkan cairan selain ASI atau susu formula. Pemberian cairan lain bahkan dapat berisiko membahayakan. 


  5. Kebiasaan mencuci tangan (semua umur)

    Tujuan mencuci tangan adalah untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut ke anggota keluarga lain, meski kebiasaan menjaga kebersihan juga bisa membantu mengurangi jumlah serangga yang hinggap. Mencuci tangan dengan air dan sabun melarutkan dan membersihkan sekresi dari hidung dan mulut, dimana kuman bertahan dan berkembang.

    Satu hal mengejutkan bagi kebanyakan orangtua, kebanyakan faktor yang mengalahkan penyakit dengan mencuci tangan adalah durasinya (selama 30 detik), bukan suhu air. Sangat penting tangan berada di bawah air cukup lama ketika mencuci tangan. Sedangkan suhu air untuk menciptakan rasa nyaman.


  6. Bersin di lengan (semua usia)

    Ajarkan anak yang terkena flu untuk bersin di lengan, agar kuman atau lendir kurang mungkin kontak dengan tangan, hidung, atau mulut orang lain. Cara ini sebenarnya bisa membantu anak istirahat lebih baik selama flu, karena mereka tidak perlu bangun dari tempat tidur dan mencuci tangan seperti ketika bersin di tangan atau saputangan dan tissu.


  7. Sajian hangat (di atas 6 bulan)

    Minuman atau makanan berkuah hangat bisa sangat melegakan hidung yang tersumbat, khususnya pada anak di usia 6 bulan ke atas. Bahkan sajian seperti sup ayam hangat dapat meredakan gejala seperti kelelahan, hidung mampet, dan demam. Yang Bunda butuhkan adalah sup, teh, jus, air, atau cairan lain yang disajikan saat hangat.

    Anda tinggal menyajikannya di piring atau gelas makan si kecil. Bila Anda ingin memberikan teh herbal untuknya, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter. Karena tidak semua produk alami aman untuk buah hati Anda.


  8. Madu (diatas 1 tahun)

    Madu membantu menyejukkan tenggorokan dan meredakan batuk. Sebuah penelitian menunjukkan orangtua dari sebanyak 105 anak usia 2 hingga 18 tahun memberikan madu untuk mengobati batuk anak pada malam hari karena efeknya yang lebih baik dari sirup obat batuk. Yang Bunda perlukan hanyalah madu yang tersedia di berbagai toko maupun apotek. Biasanya madu menjadi keras pada suhu ruangan. Anda dapat mengembalikan teksturnya dengan mencelupkan kemasan madu pada air panas selama lima atau sepuluh menit. 

    Berikan ½ hingga 1 sendok teh madu ke anak Anda. Bisa juga Anda mencampurkannya dengan air panas dan perasan jeruk lemon. Dengan begitu anak Anda sekaligus mendapatkan tambahan vitamin C. Karena kandungan manis dalam madu, pastikan anak Anda menggosok gigi setelah meminumnya terutama bila Anda memberikannya pada malam hari. Ingat, jangan berikan madu hingga si kecil berumur satu tahun. Karena pemberian madu sebelum ia berusia satu tahun dapat mengakibatkan penyakit botulisme yang fatal.


  9. Suplemen vitamin C (di atas 3 tahun)

    Suplemen vitamin C kurang tepat untuk mencegah flu, tapi jadi cara untuk meningkatkan pertahanan tubuh untuk memperpendek durasi flu. Suplemen vitamin C dianjurkan karena 2 alasan. Pertama, karena anak kurang mungkin mendapat jumlah yang cukup dari makanan untuk memberi manfaat memperbaiki jaringan tubuh yang membuatnya sangat efektif memperpendek flu. Dan kedua, buah jeruk, makanan yang jadi sumber vitamin C,  sebenarnya bisa menstimulasi tubuh untuk memproduksi lebih banyak lendir.


  10. Berkumur dengan air garam (di atas 4 tahun)

    Berkumur dengan air garam merupakan satu cara untuk meredakan sakit tenggorokan. Air garam juga membantu membersihkan lendir di tenggorokan. Memang ilmuwan belum dapat memastikan khasiat air garam tapi penelitian menunjukkan penyembuhan dengan cara ini cukup efektif. Yang Anda butuhkan adalah air garam hangat. Larutkan setengah sendok teh garam di gelas berisi air hangat dan aduk hingga rata.

    Anak Anda harus berumur setidaknya 4 tahun untuk mengerti cara berkumur. Minta ia berkumur 3 atau 4 kali sehari.  Bila anak Anda tidak menyukai rasanya, campurkan jus lemon agar rasanya menjadi lebih enak. Jangan paksakan anak bila ia tidak mau berkumur dengan air garam yang telah Anda siapkan.

    Ada beberapa cara agar si kecil mau melakukannya:

    • Berlatih berkumur dengan air tawar.

    • Minta si kecil untuk memiringkan kepala dan menahan air di belakang tenggorokan tanpa menelannya.

    • Setelah ia dapat melakukannya, minta ia bersuara dengan tenggorokannya. Anda perlu menunjukkan caranya.

    • Ajarkan ia untuk meludah, contohkan agar ia tidak menelan air yang sudah ada di dalam mulutnya.


Bagaimana mencegah flu pada bayi?

Mencegah flu mudah dilakukan dengan beberapa cara berikut:

  • Jauhkan anak dari orang yang sedang flu. Flu selalu menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang yang sehat. Bila seseorang di rumah atau tetangga terjangkit flu dan batuk, jauhkan bayi dari mereka. Bila saudara kandung si kecil terkena flu, minta mereka gunakan sapu tangan kapanpun saat bersin atau batuk, dan cuci tangan atau gunakan pembersih tangan segera setelahnya.

  • Mencuci tangan sebelum memegang bayi. Virus flu bisa tetap ada di benda sehari-hari, dan meski orang dewasa tidak segera menyentuhnya, bayi bisa mudah mengembangkan infeksi. Cucilah tangan sebelum memegang bayi terutama ketika Anda baru saja dari luar rumah, jaga tangan tetap bersih ketika Anda memegang barang bayi seperti mainan dan pakaian.

  • Bersihkan tangan anak setelah main di luar. Anak yang penasaran bisa mengambil atau memegang sesuatu yang bisa berpotensi mengandung virus flu. Karenanya tiap kali Anda kembali dari luar rumah, cuci tangan anak dengan sabun yang aman karena anak cenderung memasukkan tangan ke dalam mulut.

  • Bersihkan mainan dan empeng. Gunakan spon bersih yang direndam di air garam hangat untuk membersihkan mainan dan empeng Ini bertujuan untuk mengangkat kuman dari benda dan menghindari infeksi ketika bayi memasukkan benda ini ke dalam mulut.

  • Hindari tempat yang ramai. Hindari membawa anak ke tempat ramai seperti pantai atau tempat berbelanja saat liburan. Flu bisa terjadi kapan saja, tapi dengan berhati-hati selama musim puncak penyebaran flu membantu meminimalisir risikonya.

  • Vaksin flu. Vaksinasi flu dianjurkan untuk bayi usia lebih dari 6 bulan. Biasanya, bayi membutuhkan suntikan flu dua kali dalam setahun dengan dosis meningkat hingga satu kali setahun ketika si kecil tumbuh besar. Dokter bayi bisa memutuskan apakah bayi harus menerima dua atau satu dosis.

Berusaha mencegah jadi cara untuk melindungi bayi baru lahir, yang belum bisa menerima obat-obatan atau tidak memenuhi syarat untuk vaksinasi. Terapkan langkah pencegahan di rutinitas harian untuk menghindari flu.


Pertanyaan yang sering diajukan berkaitan dengan flu

Berikut ini beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan orangtua tentang flu:

  • Apakah wajar bila bayi terkena flu berulang kali?

    Ya. Tak apa meski bila bayi mengalami sekitar 10 kali flu tiap tahun selama 2 tahun pertama usianya. Flu pertama bayi bisa terjadi paling awal satu minggu setelah lahir. Sistem kekebalan tubuh bayi masih mengembangkan kekebalan terhadap berbagai virus flu. Pada tiap fase flu, infeksi memperkuat kekebalan ini.

  • Bagaimana membedakan flu dengan masalah kesehatan lain?

    Bila flu, maka bayi bisa muntah dan diare. Flu sangat mirip dengan alergi, tapi bila alergi, bayi juga menunjukkan gejala lain seperti bengkak di wajah dan ruam di kulit.

    Karena flu bisa sulit dideteksi, para ahli merekomendasikan membawa bayi ke dokter saat tanda paling ringan mirip flu muncul. Ini membantu diagnosa akurat kondisi anak.

  • Bagaimana masa inkubasi pada bayi?

    Masa inkubasi adalah fase antara kontraksi patogen dan kemunculan gejala. Periode ini bervariasi seperti patogen penyebab flu. Rhinovirus yang jadi virus flu umum punya masa inkubasi hanya 8 hingga 10 hari, sedang coronavirus atau virus SARS bisa makan waktu seminggu untuk jadi aktif.

  • Berapa lama flu terjadi pada bayi?

    Bisa bervariasi bergantung patogennya. Flu yang disebabkan rhinovirus hilang dalam 10 hari, sedang flu karena coronavirus bisa berlangsung beberapa minggu sebelum sembuh.

  • Apakah bayi bisa terkena flu dari menyusui?

    Tidak. Virus flu tidak menular melalui ASI, karenanya ibu yang sakit tetap bisa menyusui. Terlebih lagi, ibu mengalirkan antibodi ke bayi melalui ASI dan membantu membangun imunitas pasif. Tapi, sangat dianjurkan bagi ibu yang menyusui mengenakan masker ketika menyusui untuk mencegah penyebaran patogen melalui bersin dan batuk.

Flu bisa terasa berat bagi bayi dan sulit bagi orangtua. Tapi ketika mengatasinya dengan kesabaran dan perawatan yang tepat, Anak bisa cepat sembuh. Ketika anak tumbuh besar, ia mengembangkan sistem kekebalan, membuat flu kurang mengkhawatirkan baik bagi si kecil maupun orangtua.

Bunda, Anda punya tips untuk mencegah atau mengatasi flu? Silahkan bagikan melalui komentar!

(Ismawati)