Kehamilan

5 Penyebab Kesundulan: Hamil Lagi Setelah Melahirkan Tanpa Rencana

5 Penyebab Kesundulan: Hamil Lagi Setelah Melahirkan Tanpa Rencana

Kehamilan adalah sebuah kabar yang membahagiakan, tapi kalau ‘hamil kesundulan’, bakal berbeda lagi, nih, ceritanya. Sering disebut dengan istilah ‘hamil kesundulan’, maksudnya, kehamilan terjadi terlalu dekat dengan jarak kehamilan sebelumnya atau kehamilan di luar rencana. Hal ini juga disebut dengan ‘unplanned pregnancy’ atau ‘unexpected pregnancy’.

Seringkali, ‘hamil kesundulan’ justru membuat Anda dan pasangan merasa kaget dan was-was. Karena saat Ibu hamil lagi setelah melahirkan, apalagi kehamilan terjadi di luar perkiraan, akan ada semakin banyak hal yang mesti dipikirkan.

Pertama adalah dari sisi keuangan. Kehamilan membutuhkan biaya yang nggak sedikit, mulai dari kebutuhan gizi ibu hamil dan janin, pemeriksaan rutin dan biaya persalinan, belum lagi kebutuhan setelah si anak lahir, biaya pendidikan, dan lain sebagainya. 

Kedua, hamil lagi setelah melahirkan yang di luar rencana bisa bikin was-was dari sisi kesehatan. Misalnya, apakah Ibu sudah makan dengan baik? Apakah Ibu melakukan sesuatu yang sekiranya bisa memengaruhi kesehatan janin? Apakah tubuh Ibu sudah siap untuk hamil kembali?

Hamil lagi setelah melahirkan yang di luar rencana juga bakal memengaruhi hal lainnya dalam hidup Anda. Misalnya, siapkah Anda dan pasangan merawat anak yang lainnya? Siapkah Ibu berbagi kasih sayang antara anak yang satu dan lainnya? Siapkah si Kecil menerima kehadiran adiknya? Siapkah Ibu meninggalkan pekerjaan impian karena harus kembali merawat bayi kecil dan juga kakaknya yang masih balita?

Risiko jika terlalu cepat hamil lagi setelah melahirkan

Menurut MayoClinic, berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika Ibu terlalu cepat hamil lagi setelah melahirkan. Jarak terlalu dekat yang dimaksud adalah hamil lagi hanya dalam jarak waktu enam bulan hingga satu tahun. Simak yuk penjelasannya!

  1. Kelahiran prematur

    Persalinan prematur adalah waktu kelahiran yang terjadi tiga minggu lebih awal dari jadwal yang seharusnya atau jauh lebih cepat dari yang seharusnya. Dalam kata lain, lahir prematur adalah persalinan yang terjadi saat usia kandungan masih di bawah minggu ke 37 atau sebelumnya. Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami berbagai masalah kesahatan, seperti gangguan pernapasan, gangguan jantung, gangguan pencernaan, dst.

  2. Abruptio plasenta

    Dikenal juga dengan sebutan placental abruption, adalah kondisi di mana plasenta lepas dari dinding rahim sebelum waktunya. Hal ini memang jarang terjadi, tapi bisa membahayakan ibu dan janin. Abruptio plasenta bisa menyebabkan janin kekurangan nutrisi dan oksigen sehingga tidak dapat berkembang dengan semestinya.

  3. Low birth weight atau berat badan lahir rendah (BBLR)

    Jarak yang terlalu pendek antar kehamilan juga dapat memnyebabkan bayi lahir dengan berat badan di bawah normal, yaitu di bawah 2500 gr. Tapi, perlu Ibu ketahui, nggak semua bayi yang lahir mungil dalam keadaan yang bermasalah, ya. Ada pun risiko komplikasi pada bayi dengan BBLR, antara lain infeksi, rendahnya kadar oksigen, sulit menyusu, hingga sudden infant death syndrome (sindrom kematian mendadak pada bayi)

  4. Congenital disorder

    Kondisi ini dikenal dengan istilah cacat lahir. Bayi berisiko mengalami cacat lahir, misalnya bibir sumbing, spina bifida, kondisi jantung tertentu, dan lainnya, jika jarak antar kehamilan terlalu dekat.

  5. Maternal anemia

    Mengalami anemia semasa kehamilan dikatakan sebagai salah satu penyebab utama bayi lahir dengan berat badan rendah. Ciri jika Ibumengalami anemia, yaitu pusing, lemah, napas berat, kulit pucat, dan sebagainya. Risiko ini semakin besar jika jarak kehamilan sangat dekat dari kehamilan sebelumnya. Untuk menghindari anemia, Ibu bisa memperbanyak konsumsi daging rendah lemak, telur, sayuran hijau, jeruk, tomat, dsb.

Hamil lagi setelah melahirkan dengan jarak yang terlalu dekat juga dikatakan meningkatkan risko autisme pada anak karena belum cukup waktu untuk tubuh Ibu kembali pulih. Selain itu, ini juga bisa terjadi karena kehamilan dan kegiatan menyusui bisa ‘menguras’ cadangan nutrisi dalam tubuh Anda, folat misalnya. Jadi, seandainya Ibu sudah hamil lagi sebelum pasokan nutrisi tersebut terisi kembali, hal ini tentu saja bisa berpengaruh pada kesehatan janin.

Nah, untuk meminimalisasi beberapa risiko di atas, maka disarankan agar Ibu menunda kehamilan setidaknya 18 bulan hingga dua tahun setelah melahirkan, serta disarankan untuk segera hamil lagi dalam batas jarak lima tahun.

5 Penyebab Hamil Kesundulan

Ada beberapa penyebab hamil kesundulan atau hamil lagi setelah melahirkan yang di luar rencana, simak yuk penjelasannya.

  1. Penggunaan KB tidak efektif

    Setelah Ibu melahirkan, ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang bisa digunakan, seperti KB implan, KB suntik, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD, pil KB (yang hanya mengandung progesteron), atau penggunaan kondom. Ada pula, jenis alat KB lainnya yang bisa Anda gunakan setelah tiga minggu melahirkan, seperti KB koyo atau cincin vagina.

    Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter untuk memilih alat kontrasepsi yang paling aman dan sesuai untuk kebutuhan, terutama jika Ibu sedang menyusui. Pilihan alat kontrasepsi yang nggak sesuai, juga bisa memengaruhi suplai ASI Anda. Jadi pastikan untuk memilih alat kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui.

    Penggunaan alat kontrasepsi yang nggak efektif adalah penyebab utama dari hamil kesundulan. Jika Anda dan pasangan nggak menggunakan alat kontrasepsi dengan tepat, maka pastinya, tingkat terjadinya kehamilan akan meningkat. Ketidaktepatan penggunaannya bisa saja seperti menggunakan kondom yang robek atau sudah kadaluwarsa, lupa minum pil KB, atau melewatkan jadwal suntik KB yang harusnya dilakukan tiap beberapa bulan sekali. Itu semua dapat menyebabkan hamil kesundulan.

  2. Hanya mengandalkan KB amenorea laktasi

    Menyusui seringkali dianggap sebagai KB yang efektif, maka nggak jarang, banyak ibu yang hanya mengandalkan kegiatan menyusui untuk menunda terjadinya kehamilan.

    Menyusui sebagai KB alami disebut dengan lactational amenorrhoea method atau LAM. Metode ini bisa dibilang efektif menunda kehamilan jika Anda belum menstruasi sejak melahirkan, bayi masih dalam usia baru lahir hingga enam bulan dan Anda menyusui secara eksklusif (menyusui setiap empat jam sekali di siang hari dan setiap enam jam sekali di malam hari). LAM menjadi kurang efektif ketika Anda mengalami menstruasi walaupun hanya berupa bercak, bayi sudah berusia enam bulan ke atas dan sudah ada tambahan makanan atau pengganti ASI. Intinya, tingkat efektivitas dari LAM ini berbeda pada setiap orang.

    Sayangnya, banyak Ibu yang sebenarnya sudah tidak memenuhi syarat untuk mengandalkan KB amenorea laktasi ini, namun tidak sadar dan tidak menggunakan alat kontrasepsi lainnya. Itulah kenapa sering sekali terjadi kasus hamil kesundulan.

  3. Salah hitung masa subur

    Salah satu KB alami yang murah meriah adalah KB kalender. Jika menggunakan KB ini, Ibu harus teliti untuk menentukan masa subur dengan cara menghitung siklus menstruasi, mengecek suhu basal tubuh, atau dengan memeriksa konsistensi cairan vagina.

    Menghindari berhubungan badan di masa subur tentu bisa membantu menunda kehamilan, tapi kalau Ibu salah menghitung masa subur, yang terjadi adalah hal sebaliknya, yaitu hamil kesundulan.

  4. Merasa aman karena sebelumnya susah hamil

    Ada beberapa Ibu yang sebelumnya sulit untuk hamil merasa 'terbuai' dengan kondisinya dan berasumsi kalau kehamilan tidak mungkin terjadi dengan mudahnya sehingga tidak waspada dan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Sayangnya, asumsi tersebut tidaklah selalu benar. Kesuburan dapat kembali terjadi kapan saja. Jadi, jika ingin menunda kehamilan, pastikan untuk menggunakan alat kontrasepsi, ya.

  5. Tidak menggunakan alat kontrasepsi

    Ada pula pasangan yang merasa aman-aman saja dan berharap tidak hamil lagi setelah melahirkan meski tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Tentu anggapan seperti ini tidak tepat, ya. Kehamilan bisa terjadi kapanpun selama kita tidak menggunakan KB. 

Nah, jika ‘Hamil Kesundulan’ ini terjadi pada kita, jangan buru-buru panik, ya, Bu. Segera konsultasikan kesehatan Ibu dan janin ke dokter. Jangan lupa, segera mengatur life plan yang baru dengan pasangan dan persiapkan si Kakak untuk kehadiran adiknya.

(Stephanie, Atalya)