Kehamilan

10 Pengeluaran Saat Hamil dan Tips Mengatur Keuangannya

10 Pengeluaran Saat Hamil dan Tips Mengatur Keuangannya

MEMILIKI anak merupakan anugerah yang dinantikan oleh hampir setiap pasangan yang sudah menikah. Tetapi, ada baiknya setiap calon orang tua membuat perencanaan keuangan dan mencari tips mengatur keuangan saat istri tengah hamil karena biaya hamil, persalinan, hingga pasca melahirkan tidaklah murah.


10 Pengeluaran yang Harus Disiapkan saat Hamil

Ketika ibu mengandung, banyak hal yang harus dimasukkan dalam anggaran rumah tangga. Bukan hanya biaya yang jelas terlihat seperti ongkos periksa dokter per bulan, tapi juga pengeluaran untuk hal-hal kecil seperti vitamin prenatal dan asupan gizi ibu hamil maupun menyusui. Komponen ini mungkin terlihat sepele, namun faktanya cukup menguras isi dompet sehingga ayah dan ibu mungkin butuh tahu mengenai tips mengatur keuangan selama ibu berada dalam masa kehamilan.

Berikut 10 pengeluaran yang harus disiapkan calon orang tua selama ibu hamil maupun setelah melahirkan:


  1. Biaya check up dan usg di dokter kandungan setiap bulan

    Saat ibu hamil, ayah dan ibu akan memiliki kesibukan baru, yakni pergi ke dokter kandungan untuk memeriksakan kehamilan ibu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ibu melakukan pemeriksaan kandungan sedikitnya 4 kali selama masa kehamilan, yakni satu kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), kedua pada usia kandungan 26 minggu, ketiga pada usia kandungan sekitar 32 minggu, dan keempat pada 36 hingga 38 minggu.

    Meskipun demikian, dokter kandungan di Indonesia biasanya menyarankan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan sekitar 8 hingga 10 kali selama masa kehamilan. Rinciannya ialah satu kali per bulan saat usia kandungan 4 hingga 28 minggu, satu kali per dua minggu saat usia kandungan 28 hingga 36 minggu, dan satu kali per minggu saat usia kandungan di atas 36 minggu.

    Meskipun demikian, dokter mungkin akan merekomendasikan check up yang lebih sering bagi ibu hamil jika memiliki kondisi sebagai berikut:

    • Berusia di atas 35 tahun karena memiliki risiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan kelainan bawaan

    • Memiliki riwayat penyakit tertentu sebelum hamil, misalnya diabetes, tekanan darah tinggi, asma, lupus, anemia, dan obesitas

    • Memiliki masalah kehamilan, misalnya preeklampsia (karena tekanan darah tinggi) atau diabetes gestasional (diabetes yang muncul karena kondisi kehamilan)

    • Memiliki risiko atau riwayat melahirkan bayi prematur

    Di setiap pemeriksaan, dokter biasanya melakukan pengecekan ultrasound (USG) untuk melihat kondisi bayi di dalam rahim ibu. Mulai dari kelengkapan fisik, berat janin, jenis kelamin, jumlah air ketuban, terlilit tali pusar atau tidak, hingga waktu perkiraan lahir. Biasanya, USG 2D alias yang paling dasar saja sudah cukup untuk mengetahui semua itu. Namun, dokter bisa merekomendasikan ibu melakukan USG 3D, 4D, atau bahkan 5D jika ditemukan dugaan kelainan pada kehamilan ibu.


  2. Biaya vitamin prenatal

    Selama kehamilan, ibu tentu harus menjalani pola hidup sehat. Mulai dari memastikan semua makanan yang ibu makan adalah matang hingga mengonsumsi vitamin prenatal untuk melengkapi gizi dalam makanan yang ibu konsumsi. Secara garis besar, hanya dua jenis vitamin prenatal yang dibutuhkan oleh ibu hamil, yakni:

    • Asam folat untuk mencegah bayi lahir dengan kelainan bawaan di bagian tabung syaraf yang mengakibatkan syaraf di otak tidak berkembang maksimal

    • Zat besi untuk mencegah terjadinya cacat fisik maupun mental terhadap bayi. Zat besi juga bisa mencegah ibu terkena anemia selama masa kehamilan.

    Selain kedua zat tersebut, ibu juga bisa melengkapi vitamin prenatal dengan asupan lemak omega-3 yang dipercaya bisa menyempurnakan perkembangan otak bayi. Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan pemberian suplemen kalsium dan Vitamin D di trimester ketiga kehamilan karena di saat itulah tulang bayi tengah tumbuh secara optimal dan mengalami penguatan.


  3. Biaya tes skrining selama kehamilan

    Tes skrining prenatal bertujuan mengetahui ada atau tidaknya potensi kelainan bawaan dalam bayi yang dikandung oleh ibu. Selain itu, tes ini juga bisa mengetahui apakah ibu hamil memiliki risiko untuk melahirkan bayi secara prematur atau tidak sehingga dokter bisa mengambil langkah preventif atau antisipatif terhadap hasil tes skrining tersebut.

    Banyak tes skrining kehamilan yang bisa dilakukan selama ibu hamil, mulai dari trimester pertama hingga ketiga. Tetapi, tidak semua tes harus ibu ambil ya. Biasanya, dokter akan menyarankan ibu untuk minimal melakukan tes skrining dasar, yakni pengambilan sampel darah untuk mengetahui kadar gula dan tekanan darah.

    Meskipun demikian, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan kehamilan lebih lanjut jika ibu memiliki kriteria sebagai berikut:

    • Ibu hamil berusia di atas 35 tahun

    • Memiliki riwayat penyakit, baik yang pernah ibu alami sebelumnya, sedang dialami, maupun keturunan

    • Pernah melahirkan bayi meninggal (stillbirth) serta dengan kelainan bawaan

    • Hasil pemeriksaan USG mendeteksi adanya kelainan pada janin


  4. Biaya perlengkapan dan kebutuhan bayi sehari-hari

    Jelang melahirkan, saatnya menyiapkan dana untuk membeli segala perlengkapan dan kebutuhan bayi ya. Biasanya, membeli perlengkapan dan kebutuhan bayi dilakukan ketika ibu dan ayah sudah mengetahui jenis kelamin bayi atau orang tua bisa memilih pakaian dan segala perlengkapan bayi yang netral terhadap gender, misalnya baju berwarna hijau.

    Perlengkapan dan kebutuhan bayi sangat banyak lho, Bu. Mulai dari popok (popok kain atau sekali pakai), pakaian (baju, celana, jumper, dll), peralatan menyusui (botol, kantong ASI dan pompa ASI untuk ibu), peralatan mandi (handuk, bak mandi, sabun, dll), perlengkapan lainnya (stroller, gendongan, dll), hingga aksesoris maupun kosmetik khusus bayi.

    Jangan sampai keasyikan membeli perlengkapan bayi sampai lupa budget ya, Bu.


  5. Biaya perlengkapan untuk ibu melahirkan

    Selain kebutuhan bayi, kebutuhan ibu selama hamil maupun melahirkan juga harus diperhatikan lho. Selama hamil, ibu membutuhkan makanan yang bergizi demi menjaga bayi di dalam kandungan selalu sehat. Selain itu, perubahan fisik ibu yang semakin besar juga membutuhkan beberapa potong pakaian baru.


  6. Biaya melahirkan untuk persalinan normal maupun operasi caesar

    Nah, ini dia yang bakal menguras kantong ayah dan ibu jika tidak disiapkan dengan matang. Biaya melahirkan normal biasanya dibanderol mulai dari Rp2 juta, sedangkan untuk persalinan caesar bisa dimulai dari Rp5 juta. Prakiraan biaya ini pun hanya jika ibu melahirkan dengan kondisi tanpa penyulit dan biasanya belum termasuk biaya rawat bayi.


  7. Biaya untuk vaksin anak saat sudah lahiran

    Setelah bayi lahir, bayi biasanya akan langsung diberi suntikan Vitamin K dan vaksin Hepatitis-B (HB) monovalen paling lama 12 jam setelah ia lahir ke dunia. Setelahnya, bayi juga harus diberi vaksin polio langsung setelah dilahirkan (jika ibu memilih melahirkan bayi di rumah) atau ketika bayi akan pulang (jika ibu melahirkan di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya).

    Di usia 1 bulan, bayi juga wajib mendapat suntikan vaksin BCG di lengannya. Kemudian, berturut-turut mulai dari usia bayi 2 bulan, ia wajib mendapat vaksin DPT (3 kali), Polio (suntik maupun tetes), dan MMR. Sedangkan jika orang tua ingin memberi perlindungan lebih kepada buah hati, terdapat juga beberapa pilihan vaksin yang tidak disubsidi oleh pemerintah, seperti vaksin rotavirus, PCV, influenza, maupun varisela.


  8. Biaya untuk ke dokter anak setelah ibu melahirkan

    Seminggu setelah ibu melahirkan, dokter biasanya akan merekomendasikan agar ibu memeriksakan bayi kembali ke dokter anak untuk memastikan perkembangannya. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan dokter anak dalam jadwal kontrol itu ialah memastikan berat badan anak sudah kembali naik setelah dalam beberapa hari kelahirannya mengalami penurunan, memastikan bayi menyusu dengan baik, tidak ada infeksi di tali pusarnya, dan lain-lain.


  9. Biaya asupan gizi untuk ibu setelah melahirkan

    Setelah melahirkan pun, ibu menyusui tidak boleh makan sembarangan dan tetap harus menjalani pola hidup sehat. Meski tidak wajib, tidak ada salahnya bagi ibu menyusui untuk kembali minum susu khusus ibu menyusui maupun mengonsumsi makanan organik.


  10. Biaya tidak terduga

    Semua orang tua menginginkan ibu menjalani kehamilan yang lancar dan melahirkan bayi yang sehat. Tetapi, terkadang kenyataan tidak sejalan dengan keinginan. Ibu dan ayah harus mencari tahu tips mengatur keuangan untuk mengurus biaya tak terduga, misalnya saat ibu harus menjalani tes skrining TORCH (toksoplasma, other agents, rubella, CMV, herpes) yang memakan biaya hingga jutaan rupiah, atau tiba-tiba harus melakukan operasi caesar karena bayi tak kunjung masuk panggul padahal sebelumnya ayah dan ibu hanya menyiapkan anggaran untuk persalinan spontan yang biayanya lebih murah.

    Selain itu, biaya tak terduga lain ialah ketika bayi lahir lahir dengan kelainan bawaan sehingga harus masuk ruang NICU yang membutuhkan biaya tak sedikit. Bagi calon orang tua dengan bayi kembar, tips mengatur keuangan sangat penting karena bayi kembar lebih berpotensi lahir dengan komplikasi, misalnya berat badan bayi yang kurang.

    Untuk alasan inilah, orang tua sangat perlu menganggarkan biaya tak terduga selama ibu hamil.


Tips Mengatur Keuangan Saat Hamil

Pusing setelah mengetahui banyaknya dana yang harus disiapkan saat hamil? Orang tua tidak perlu panik asalkan mengetahui tips mengatur keuangan saat ibu tengah hamil. Dengan menerapkan tips mengatur keuangan ini, ibu dan ayah bisa menghemat sampai jutaan rupiah, lho!

Berikut tips mengatur keuangan saat hamil seperti dirangkum dari banyak sumber.


  1. Daftar BPJS atau asuransi yang menutup biaya persalinan

    Ini adalah tips mengatur keuangan saat hamil paling penting yang perlu diketahui oleh para calon orangtua, yakni berinvestasilah pada asuransi!

    Meskipun demikian, orang tua harus proaktif mencari asuransi yang sesuai karena tidak semua provider asuransi menawarkan benefit berupa biaya persalinan. Salah satu asuransi yang terjangkau dan bisa dipakai saat melahirkan ialah BPJS, namun ibu dan ayah harus siap sedikit repot menyiapkan berkas yang dibutuhkan sebelum persalinan ya.

    Sementara itu, jika ibu memilih untuk melahirkan dengan menggunakan asuransi swasta, biasanya prosedur klaimnya lebih mudah. Ibu bisa langsung datang ke bagian administrasi rumah sakit, mengecek status kartu asuransi, tidak perlu membawa berkas apapun. Pilih paket melahirkan sesuai batasan nominal sesuai kelas. Jangan sampai ibu mengambil paket melahirkan senilai Rp10 juta, padahal asuransi hanya meng­-cover Rp3 juta kalau ibu dan ayah tidak ingin nombok terlalu banyak.


  2. Pilih paket melahirkan yang sesuai kebutuhan

    Tips mengatur keuangan saat hamil yang kedua ialah: sesuaikan dengan kebutuhan saja.

    Jika ibu berencana melahirkan di rumah sakit, biasanya mereka memiliki rincian estimasi biaya yang harus ibu persiapkan ketika melahirkan, biasanya dibagi per cara melahirkan, yakni normal atau operasi cesar, serta fasilitas yang akan ibu dapatkan sesuai kelas yang ibu pilih. Cek apakah paket melahirkan itu merupakan kebutuhan ibu, misalnya apakah ibu membutuhkan kenyamanan saat melahirkan dengan kamar besar tanpa diganggu pasien lain? Kalau ya, maka sila memilih fasilitas melahirkan kelas 1 yang tentu memakan biaya tidak sedikit. Namun, jika ibu memiliki prinsip ‘yang penting saya dan bayi selamat dan sehat’, maka ibu cukup mengambil paket melahirkan kelas yang paling dasar.

    Jangan lupa bertanya mengenai ‘bonus’ dalam paket hamil itu ya, bu. Biasanya jika ibu membayar di muka alias booking tempat melahirkan, ada bonus menanti seperti senam hamil dan konseling melahirkan gratis dari rumah sakit tersebut lho.


  3. Pilih skrining kesehatan yang sesuai kebutuhan

    Tips mengatur keuangan yang ketiga terletak pada cara ibu memilih tes skrining prenatal yang akan dijalani selama masa kehamilan. Dr. Charles Lampley, asisten profesor di Sekolah Kedokteran Chicago sekaligus dokter kandungan di Rumah Sakit Mount Sinai Chicago, Amerika Serikat, menyatakan tes skrining prenatal tidak bersifat wajib dijalani oleh ibu hamil.

    “Sebagian besar bayi lahir dengan kondisi normal dengan catatan ibu hamil menjalani pola hidup sehat dan tidak ada riwayat kesehatan maupun keturunan yang berpotensi membawa kelainan bawaan pada bayi baru lahir,” kata Lampley.

    Sekalipun tidak wajib, ada baiknya ibu hamil menjalankan beberapa skrining prenatal ini agar ibu dan ayah bisa lebih siap dalam menghadapi kehamilan ibu maupun kondisi bayi di kemudian hari. Nah, tips mengatur keuangan soal ini ialah selalu konsultasikan dengan dokter atau bidan tentang jenis tes yang akan diambil ya.

    Diskusikan juga manfaat tes tersebut, risikonya, serta pertimbangan jika hasil skrining itu tidak sesuai dengan harapan ibu hamil maupun suami. Jika sekiranya ibu dan ayah tidak akan mengambil tindakan sekalipun tes skrining kehamilan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, sebaiknya tidak usah menjalani skrining kesehatan sama sekali semata sebagai salah satu pelaksaan dari tips mengatur keuangan saat ibu tengah mengandung.


  4. Obat generik

    Tips mengatur keuangan yang selanjutnya ialah soal vitamin prenatal. Jangan malu untuk meminta vitamin kehamilan dengan harga terjangkau, namun memiliki khasiat yang hampir sama dengan obat pada umumnya. Biasanya dokter akan mengerti soal ini dan meresepkan obat generik untuk ibu.


  5. Pilih rumah sakit atau Puskesmas

    Jika ibu memilih untuk melahirkan dengan bantuan dokter di rumah sakit tentu ada harga yang harus dibayarkan dan jumlahnya bisa dibilang tidak sedikit. Sebagai alternatif sekaligus tips mengatur keuangan agar tidak terlalu boros saat melahirkan, ibu bisa mendatangi Puskesmas untuk booking melahirkan di sana dengan dibantu oleh bidan dan biaya nyaris tidak ada. Hanya saja, tidak semua kondisi ibu melahirkan bisa ditangani di Puskesmas, plus orang tua harus menyiapkan semua peralatan melahirkan untuk ibu dan perlengkapan bayi sendiri, termasuk peralatan mandi bahkan alas untuk tidur bayi dan selimut bila perlu.

    Jika ibu ingin melahirkan di rumah sakit dengan bantuan bidan pun bisa lho. Konsultasikan dengan pihak rumah sakit mengenai opsi ibu ini ya.


  6. Prosedur melahirkan

    Tips mengatur keuangan yang keenam dan tak kalah penting ialah menentukan prosedur melahirkan yang ingin ibu alami. Saat ini, sudah banyak metode melahirkan yang bisa ibu pilih, mulai dari persalinan normal alias spontan, operasi caesar, persalinan dengan suntikan epidural, bahkan water birth (meski tidak disarankan oleh berbagai dokter kandungan).

    Tips mengatur keuangan lainnya agar ibu dan ayah tidak boros saat mempersiapkan persalinan ialah tidak usah berlama-lama di rumah sakit. Jika ibu melahirkan tanpa komplikasi serta melalui persalinan normal, ibu bisa pulang hanya dalam waktu 2 hari setelah melahirkan. Sedangkan untuk ibu yang melahirkan lewat operasi caesar, waktu pemulihan biasanya akan sedikit lebih lama, yakni 3 hingga 4 hari.


  7. Menyewa peralatan bayi

    Jika ayah dan ibu merasa berat untuk membeli seluruh peralatan bayi yang harganya juga tidak mudah, ibu dan ayah bisa mengingat tips mengatur keuangan berikut, yakni menyewa!

    Saat ini, sudah banyak jasa penyewaan alat-alat yang dibutuhkan oleh bayi maupun ibu menyusui, misalnya box bayi, stroller, hingga pompa ASI. Orang tua bisa memutuskan untuk tidak membeli peralatan bayi yang sekiranya tidak akan dipakai hingga jangka panjang, sedangkan barang tersebut dibanderol dengan harga yang mahal. Dengan menyewa, ayah dan ibu tidak perlu keluar uang banyak.

    Keuntungan lainnya ialah ayah dan ibu bisa menjadikan barang sewa ini sebagai ‘tester’ dari barang yang sebetulnya ingin dibeli. Kalau tidak cocok, ibu bisa menjajal barang lain sebelum memutuskan untuk membelinya.


(Asni / Dok. Freepik)