Kelahiran

Adakah Bayi yang Tidak Tengkurap dan Langsung Duduk?

Adakah Bayi yang Tidak Tengkurap dan Langsung Duduk?

Adakah bayi yang tidak tengkurap dan bisa langsung duduk? Sebagai orangtua, tentu kita akan khawatir jika anak kita tidak menunjukkan kemampuan baru yang seharusnya dimiliki anak seusianya. Belum lagi jika ditambah dengan komentar kanan kiri  yang seringkali membandingkan anak kita dengan anak orang lain. “Anak tetangga sebelah sudah bisa tengkurap lho. Kok anakmu belum bisa?”. Rasanya pasti bikin frustrasi, ya, Bu?

Tapi tenang, pada dasarnya setiap bayi di dunia melewati tahap perkembangan yang bisa jadi berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Selama ini, kita mungkin lebih sering mendengar cerita bayi-bayi yang tengkurap dulu sebelum bisa duduk sendiri, lalu dilanjutkan dengan merangkak sampai akhirnya ia bisa berdiri, berjalan, bahkan berlari. Namun, bukan berarti tidak ada bayi yang melewatkan satu fase dan langsung mencapai fase setelahnya. Jadi ketika ada pertanyaan, sebenarnya, adakah bayi yang tidak tengkurap? Jawabannya adalah: Ya, ada.

Setelah mengetahui jawaban dari pertanyaan “Adakah bayi yang tidak tengkurap?”, muncul pertanyaan lain: normalkah bayi yang melewatkan fase tengkurapnya? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dilihat dulu kondisi si bayi, apakah ia tetap ceria? Apakah perkembangan lainnya baik? Atau bayi memiliki kelainan tertentu? Dalam beberapa kasus, ada bayi yang melewatkan fase tengkurap karena faktor tertentu, seperti cerebral palsy, myopati atau kelainan pada otot, gagal tumbuh, kelainan pada indra penglihatan, atau spina bifida. Bayi yang lahir prematur juga kebanyakan terlambat tengkurap.

Tengkurap sendiri pada umumnya dilalui bayi yang berusia 5 sampai 6 bulan. Di usia ini, bayi biasanya sudah mulai bisa berguling dari posisi terlentang ke posisi tengkurap. Namun, ada juga bayi yang belum memperlihatkan kemampuan tengkurapnya meski sudah berusia 6 bulan lebih. Jika si kecil belum tengkurap di usia yang seharusnya ia sudah bisa melakukannya, orangtua sebaiknya tidak perlu khawatir asalkan keseluruhan aspek perkembangannya berjalan dengan baik. Tapi ada baiknya bayi dilatih tengkurap sejak sebelum 5 bulan karena sebenarnya tengkurap sendiri memiliki banyak manfaat untuk perkembangannya.

Manfaat Tengkurap untuk Bayi

Meski memang ada bayi yang tidak tengkurap atau terlambat tengkurap, sebaiknya si kecil tetap dilatih dan distimulasi agar bisa tengkurap. Hal ini karena tengkurap memiliki banyak manfaat yang berguna untuk perkembangannya. Apa saja manfaat tengkurap untuk bayi?

1. Mengurangi risiko flat head syndrome


Flat head syndrome atau sindrom kepala datar dapat terjadi karena beberapa alasan, salah satunya karena bayi terlalu sering tidur terlentang. Cara mengurangi risiko kepala datar ini bisa dengan mengubah-ubah posisi tidur bayi, selain terlentang, bayi juga bisa diposisikan kepalanya miring ke kanan atau ke kiri secara bergantian. Selain itu, melatihnya tengkurap juga bisa membantu mencegah flat head syndrome.

2. Memperkuat otot leher dan pundak


Seperti dikutip dari laman Healthline, tengkurap juga bisa membantu memperkuat otot leher dan pundak bayi. Saat tengkurap, bayi seolah diberi kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuannya mengangkat kepala dan menoleh ke samping kanan kiri melihat sekitar. Berbeda dengan ketika berbaring, yang mana pergerakan bayi lebih terbatas, dengan tengkurap, bahkan semua otot di tubuh si kecil akan ikut terstimulasi. Tengkurap juga bisa memperkuat otot punggung, lengan, tangan, dan perut. Otot-otot itu sangat dibutuhkan bayi untuk duduk, merangkak, sampai akhirnya berjalan.

3. Membantu perkembangan motorik kasar dan halus


Saat bayi tengkurap, mereka akan menendang dan mendorong tubuhnya, yang mana gerakan ini justru akan membantu mengembangkan keterampilan motorik kasarnya. Saat tubuh mereka menjadi lebih kuat, mereka akan lebih mudah memulai gerakan lanjutan, seperti berguling, merangkak, berdiri, sampai akhirnya berjalan. Selain bisa melatih motorik kasar, tengkurap juga bisa merangsang perkembangan motorik halus bayi. Biasanya saat tengkurap, ia jadi lebih leluasa untuk meraih barang-barang di sekitarnya, membuat jari-jari kecilnya jadi terlatih mengambil sesuatu.

4. Membangun koordinasi mata dan tangan


Tak hanya sampai di situ, tengkurap juga bisa melatih koordinasi mata dan tangan bayi. Saat tengkurap, jangkauan gerakan si kecil jadi lebih leluasa. Mereka juga akan belajar perspektif baru tentang lingkungannya, karena ketika terlentang, ia hanya melihat dunia sekitarnya secara terbalik, bukan dari sudut pandang manusia dewasa. Hal ini memungkinan ia mengeksplorasi lebih banyak benda dan fokus pada benda tersebut, yang mana bisa memperkuat koordinasi mata dan tangannya. Maka dari itu, penting untuk menyediakan mainan atau barang-barang yang menarik namun aman, di sekitar bayi saat ia sedang tengkurap.

5. Merangsang indera


Tengkurap merupakan aktivitas yang dapat merangsang seluruh indera sekaligus. Tengkurap memungkinkan bayi untuk fokus pada lingkungan sekitar yang merangsang perkembangan pada indera penglihatan. Mereka juga dapat menyentuh banyak hal, karpet tempat mereka tengkurap, lantai, kasur, mainan yang mengelilinginya, dan hampir semua hal lain yang bisa mereka raih. Sentuhan membuat bayi lebih sadar akan tekstur dan permukaan. Selama waktu tengkurap, ia juga dapat menoleh ke arah suara, memungkinkannya belajar memahami hubungan antara benda dan orang sekitar, serta suara yang mereka dengar.

6. Membantu membangun kekuatan untuk berguling, duduk, merangkak, sampai berjalan


Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tengkurap dapat memperkuat otot-otot pada tubuh bayi. Bagi bayi, tengkurap seperti halnya olahraga! Tak heran jika setelah tengkurap, bayi akan terlihat kelelahan. Otot-otot yang terstimulasi saat tengkurap dapat mendorong si kecil melewati fase perkembangan selanjutnya, seperti berguling, duduk, merangkak, sampai akhirnya berjalan.

Tengkurap juga bisa membangun kemandirian bayi. Ini karena saat tengkurap, bayi didorong untuk bereksplorasi. Karena terbiasa menemukan pengalaman baru lewat tengkurap, ia pun jadi tidak takut untuk mencoba gerakan dan posisi lain, entah berguling dari terlentang ke tengkurap, duduk, merangkak, mengesot, maupun berjalan.

Melatih Bayi Tengkurap dengan Tummy Time

Pasti di antara Ibu-Ibu sudah tak asing lagi dengan istilah tummy time. Tummy time adalah sesi latihan tengkurap pada bayi. Saat ini, tummy time jadi salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) untuk dilakukan bayi. Orangtua diharapkan rutin menengkurapkan bayinya selama beberapa menit setiap sesinya. Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Tengkurap ternyata banyak membawa manfaat untuk bayi, seperti yang sudah dibahas di atas.

Sedikit flashback ke awal mula bagaimana tummy time akhirnya jadi kegiatan yang direkomendasikan para dokter anak. Seperti dikutip dari The New York Times, dulu tahun 1994, posisi tengkurap justru jadi posisi yang dilarang untuk dilakukan bayi karena banyaknya kasus bayi yang meninggal mendadak saat tidur dalam posisi tengkurap. Kondisi ini sering disebut sebagai SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). Banyaknya kasus ini membuat AAP akhirnya membuat kampanye “Back to Sleep” untuk mengajak orangtua menidurkan bayinya dengan posisi terlentang. Namun ternyata, kampanye inipun harus dihentikan sebab ketika tengkurap dilarang, justru jadi banyak bayi yang mengalami sindrom flat head. Kasus tortikolis pun dilaporkan meningkat pada 1996. Tortikolis adalah kondisi di mana kepala bayi secara konsisten miring ke satu sisi. Ini disebabkan lemahnya otot-otot di sekitar leher mereka karena kurang latihan.

Akhirnya kampanye “Back to Sleep” berganti nama menjadi “Safe to Sleep”. Untuk mencegah sindrom flat head, tortikolis, maupun SIDS, AAP menganjurkan orangtua untuk menengkurapkan bayi mereka setiap hari saat sudah bangun. Tidur dalam posisi tengkurap sebaiknya tidak dilakukan terutama jika bayi masih berusia di bawah 1 tahun.

Cara Melatih Bayi saat Tummy Time

Beberapa bayi mungkin terlihat tidak nyaman saat diajak tummy time pertama kali. Bahkan mungkin ada yang sampai menangis. Jika ini yang terjadi pada si kecil, sebaiknya Ibu jangan menyerah dulu ya. Bisa jadi ia menangis karena memang belum terbiasa. Namun, jangan paksa juga si kecil untuk tengkurap bila ia terus menangis. Lalu, bagaimana cara melatih bayi tengkurap dengan tummy time agar aman?

1. Tengkurapkan si kecil selama beberapa menit

Jika bayi tampak menikmati waktu tummy time-nya, Ibu bisa melatihnya tengkurap beberapa kali sehari selama beberapa menit di setiap sesinya. Sebenarnya, tidak ada patokan di usia berapa bayi diperbolehkan tummy time. Bahkan bayi sudah mulai bisa dilatih tengkurap sejak beberapa hari setelah lahir. Namun, perlu dicatat bahwa tummy time harus dilakukan di bawah pengawasan orangtua, terlebih jika bayi masih di bawah 1 tahun, untuk mengurangi risiko terjadinya SIDS.

Penting juga untuk tidak membuat bayi terlalu lama tummy time karena tummy time bagi mereka sama dengan berolahraga. Artinya, bayi bisa jadi sangat lelah bila terlalu lama tummy time. Segera terlentangkan bayi jika ia sudah terlihat kelelahan saat tengkurap.

2. Bantulah bayi berguling dari terlentang ke posisi tengkurap

Bayi yang masih kecil mungkin akan kesulitan membalikkan badan dari posisi terlentang ke tengkurap. Di masa-masa awalnya belajar, bantulah si kecil dengan mendorong tubuhnya perlahan hingga mencapai posisi tengkurap. Begitu pun saat akan kembali ke posisi terlentang, Ibu bisa membantu memiringkan badannya, dan membiarkan ia melanjutkan gerakannya sampai mencapai posisi terlentang.

3. Stimulasi bayi dengan mainan saat sedang tummy time

Memberikan mainan atau benda-benda kesukaan bayi saat tummy time bisa membantunya lebih menikmati sesi latihannya. Cara ini juga bisa Ibu coba jika si kecil terlihat tidak nyaman ketika ditengkurapkan. Menaruh mainan di sekitar anak saat tummy time juga bisa menstimulasi inderanya, seperti penglihatan, sentuhan, atau bahkan pendengaran yang berasal dari bunyi-bunyi pada mainannya. Anak juga akan terlatih motorik kasar dan halusnya dengan posisi tengkurap karena ia akan berusaha menggapai benda-benda di sekelilingnya.

Seorang profesor di Ohio State University yang mempelajari perkembangan motorik awal, Dr. Jill Heathcock, mengatakan bahwa tummy time memang baik dan bisa memberi banyak manfaat. Namun, orangtua sebaiknya tidak terlalu khawatir jika bayinya mungkin terlihat kurang menikmati tummy time atau terlambat tengkurap jika dibandingkan anak-anak seusianya. Karena menurutnya, yang terpenting adalah bayi berada dalam berbagai posisi sepanjang hari, tidak hanya terlentang saja. Dan tidak masalah jika bayi hanya mau bertahan pada posisi tengkurap dalam beberapa detik saja. Waktu tummy time akan bertambah dengan sendirinya jika orangtua melakukannya secara teratur.

Bayi tidak tengkurap langsung duduk memang bisa saja terjadi. Banyak juga bayi yang memang mengalami keterlambatan tengkurap. Dan penyebab bayi terlambat tengkurap biasanya tidak terlalu serius. Selama si kecil tetap sehat, aktif, dan ceria, agaknya orangtua tidak perlu khawatir berlebihan. Namun, melihat begitu banyak manfaat yang diraih bayi ketika ia tengkurap, ada baiknya bayi memang dilatih untuk tengkurap lewat rutinitas tummy time sejak dini

Jika mungkin bayi kelihatan tidak nyaman saat ditengkurapkan, atau bahkan menangis, Ibu bisa mencoba lagi di lain waktu, di jam-jam saat moodnya kelihatan sedang baik. Atau bisa juga menengkurapkan bayi di dada Ibu atau Ayah alih-alih di atas karpet atau kasur. Namun, pastikan bayi tidak kekenyangan sebelum tummy time ya, karena khawatir bisa muntah. Kalau setelah usia 5 bulan bayi masih terlihat enggan atau kesulitan tengkurap, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter, ya, Bu!

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih