Kesehatan

5 Masalah Ibu Menyusui dan Tips Perawatan Payudara

5 Masalah Ibu Menyusui dan Tips Perawatan Payudara

Kehamilan yang dialami Ibu melibatkan hormon-hormon yang secara alami mengubah Ibu secara fisik dan psikis. Perubahan fisik saat hamil yang terjadi tidak hanya ditunjukkan lewat adanya tonjolan di perut yang menandakan bahwa bayi Ibu sedang berkembang. Perubahan juga terjadi di bagian payudara Ibu. Sebagai bentuk persiapan menjelang kelahiran, payudara Ibu menyiapkan dirinya untuk nanti memberi asupan terbaik bagi si kecil.

Sensasi-sensasi perubahan pada payudara biasanya mulai Ibu rasakan saat hamil. Mulai dari sesekali merasakan gatal, bagian areola yang menjadi lebih gelap, hingga puting yang terasa sakit. Bahkan tak jarang, payudara menjadi sangat sakit saat tersentuh. Hal ini pun juga berpengaruh pada saat Ibu melakukan hubungan intim saat hamil. Ibu terkadang merasa kurang nyaman karena payudara terasa lebih sakit saat tersentuh.

Menjelang kelahiran, payudara telah bersiap untuk memproduksi satu-satunya makanan terbaik bagi bayi, yaitu ASI. Tak jarang, ada Ibu yang sudah mulai mengeluarkan asi bahkan sebelum bayinya lahir. Hal ini jarang terjadi, karena sebetulnya ASI akan keluar jika plasenta bayi telah lahir. Hormon prolaktin akan menstimulasi produksi air susu sehingga saat nantinya plasenta keluar, ASI sudah siap untuk si kecil.

Setelah kelahiran sang buah hati, payudara mulai mengeluarkan ASI. Ibu mungkin akan merasakan payudara menjadi seperti penuh dan ada rasa menggelitik di bawah kulit. Inilah momen di mana ASI mulai siap untuk diminumkan pada bayi.

Dari rentetan perubahan-perubahan keadaan payudara tersebut, pernahkah Ibu berpikir, kira-kira apakah perlu merawat payudara? Sebaiknya kapan mulai dilakukan perawatan payudara?

Karena perubahan kondisi payudara ini dimulai sejak kehamilan, maka dianjurkan untuk memberikan perawatan payudara ringan pada saat kehamilan. Treatment yang dilakukan memang harus sederhana saja, seperti sekadar membersihkan bagian puting dan areola, atau menyentuhnya pelan jika Ibu merasa gatal. Ibu juga bisa mulai memijat ringan tanpa terlalu menekan payudara dan puting saat kehamilan telah memasuki usia 8 bulan.

Pemijatan payudara atau spesifik pada puting akan memicu kontraksi. Sehingga Ibu perlu berhati-hati saat melakukannya. Bila dirasa mulai adanya kontraksi saat melakukan perawatan payudara, maka hentikan dulu sampai menunggu kelahiran tiba. Ibu dengan indikasi kontraksi dini pada masa kehamilan tidak disarankan memijat payudara ya, Bu.

Ketika bayi sudah lahir, Ibu bisa melanjutkan perawatan payudara dengan melakukan pijat laktasi. Bisa juga dengan banyak mengompres payudara dengan air hangat agar payudara yang terasa keras karena gumpalan ASI dapat menjadi lebih lunak dan ASI bisa keluar.

Pijat laktasi biasanya akan diajarkan oleh tenaga kesehatan yang membantu persalinan Ibu untuk membantu merangsang ASI agar cepat keluar. Bila Ibu tidak mendapatkan edukasi pijat laktasi, Ibu dapat bertanya atau mencari tahu sendiri.

Sebetulnya, apakah memang perawatan payudara saat mulai menyusui itu penting? Faktanya, lewat perawatan payudara itulah Ibu dapat mencegah terjadinya masalah-masalah pada payudara yang memicu timbulnya kesulitan selama menyusui. Lantas, apa saja masalah menyusui yang mungkin terjadi?

  1. Puting Lecet

    Puting lecet menjadi salah satu masalah yang lazim dialami Ibu menyusui. Untuk beberapa waktu hal ini masih dalam kategori normal. Namun apabila berlanjut dalam waktu lama, maka ada beberapa hal yang harus dievaluasi. Dilansir dari laman Canadian Women’s Health Network, ada satu hal penting yang harus dilakukan untuk menghindari puting lecet. Yaitu, Ibu perlu memastikan posisi menyusu bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara haruslah benar. Karena penyebab utama puting lecet adalah pelekatan yang tidak tepat.

    Pelekatan yang tepat adalah ketika bayi membuka mulut dengan sempurna dan tidak hanya puting Ibu yang masuk ke mulut bayi. Sebagian areola, atau bagian kehitaman pada payudara, juga perlu masuk ke mulut bayi. Bibir atas bayi tampak menelan areola dan bibir bawahnya akan memble untuk menandakan posisi pelekatan sudah tepat. Posisi bayi juga haruslah menghadap Ibu. Perut Ibu dan perut bayi bertemu. Hidung bayi juga berada di atas payudara dan jalan napas juga tidak terhalang.

    Jika pelekatan sudah dirasa benar tetapi puting lecet masih sering terjadi disertai dengan pertumbuhan si kecil yang tidak optimal, Ibu perlu berkonsultasi pada tenaga kesehatan apakah bayi mengalami tounge tie atau lip tie. Tongue tie adalah kondisi di mana selaput di bagian bawah lidah dan gusi dalam ukurannya terlalu pendek. Sedangkan lip tie adalah kondisi di mana selaput bibir atas bagian dalam dan gusi atas ukurannya pendek. Kondisi ini membuat bayi kesulitan membuka mulutnya dengan lebar sehingga pelekatan tidak berhasil dilakukan dengan maksimal. Akibatnya, puting Ibu menjadi lecet saat proses menyusui.

    Perawatan payudara yang bisa Ibu lakukan jika sudah terjadi puting lecet adalah mengoleskan ASI pada bagian yang terasa sakit. ASI memiliki kandungan antibakteri yang juga dapat meredakan nyeri pada payudara saat terluka. Segera perbaiki posisi pelekatan bayi dan oleskan sedikit ASI sebelum bayi mulai menyusu.

    Sebisa mungkin jangan cuci bagian puting menggunakan sabun karena hanya akan membuat puting semakin kering. Puting yang kering akan terasa sakit dan lebih mudah lecet. Hindari menggunakan lotion atau cream pada puting kecuali atas saran dokter. Kompres air hangat pada puting yang terluka juga dapat membantu meredakan rasa nyeri. 

  2. Sumbatan ASI

    Sumbatan ASI atau yang biasa dikenal dengan istilah clogged duct atau plugged duct ini adalah kondisi di mana Ibu merasa payudaranya keras dan terasa seperti ada batu-batu kecil di dalam. Biasanya ada mulai dari bawah ketiak sampai menuju areola.

    Sumbatan ASI terjadi apabila pengosongan payudara tidak maksimal. Biasanya setelah bayi menyusu, masih ada sisa ASI di dalam payudara yang tidak berhasil keluar. ASI yang tidak dikeluarkan inilah yang akan menjadi sumbatan. Selain itu, jeda yang terlalu lama antara satu waktu menyusu dengan waktu menyusu berikutnya juga dapat menjadi penyebab terjadinya sumbatan asi.

    Perawatan payudara yang dapat Ibu lakukan jika terjadi sumbatan ASI adalah mengompres payudara dengan air hangat untuk melunakkan sumbatan di dalam payudara. Setelah itu, Ibu bisa melakukan pijatan lembut pada payudara untuk membuat sumbatan melunak. Pijatan ini bukan berupa mengurut payudara ya, Bu. Karena jika diurut, Ibu justru akan melukai kulit payudara.

    Ibu juga dapat menyusui bayi lebih sering karena isapan bayi ampuh untuk mengurai clogged duct. Solusi lainnya ialah, Ibu dapat memerah ASI sesaat setelah selesai disusui. Agar sisa yang masih deras di dalam payudara dapat dikeluarkan dan tidak menjadi sumbatan. Jika bayi masih tidur saat waktunya menyusu, Ibu bisa memerah atau memompa ASI secara rutin untuk mencegah sumbatan.

  3. Payudara Bengkak / Engorgement

    Payudara bengkak biasanya dialami oleh Ibu yang baru melahirkan karena payudara tengah bersiap menentukan berapa ASI yang akan diproduksi. Bengkak ini dipicu oleh kerja ASI, darah, dan semua jaringan payudara yang sedang bekerja sama. Setiap Ibu bisa berbeda-beda durasi bengkaknya. Bengkak dapat berlangsung dalam hitungan hari sampai 2 minggu lamanya bergantung bagaimana perawatan payudara yang Ibu lakukan.

    Bila payudara Ibu bengkak, Ibu akan merasa payudara menjadi sangat keras dan sakit. Sakit dapat dirasakan bahkan saat Ibu bergerak, tidak harus selalu saat tersentuh atau dipegang. Biasanya bayi akan menolak menyusu pada payudara yang bengkak. Maka yang perlu Ibu lakukan adalah mengompresnya terlebih dahulu dengan air hangat, kemudian memijatnya dengan lembut. Keluarkan dahulu beberapa tetes ASI untuk melunakkan payudara kemudian lanjutkan dengan menyusui bayi Ibu.

    Perawatan payudara yang bisa Ibu lakukan saat payudara bengkak adalah mengeluarkan ASI perlahan, mengurangi bengkak, dan sabar. Mengeluarkan ASI perlahan bisa dengan terlebih dahulu melunakkan bagian puting. Karena saat payudara bengkak, puting juga ikut bengkak. Ibu bisa menekan lembut bagian areola ke arah payudara untuk melemaskan.

    Lalu susui si kecil atau perah ASI. Untuk menghilangkan rasa sakit, Ibu bisa meminta resep painkiller pada dokter. Jangan minum sembarang obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu. Yang tak kalah penting, sabar. Lakukan pemijatan payudara dengan teratur dan susui bayi atau pompa ASI sesering mungkin. Payudara bengkak memang umum terjadi, tapi tidak bisa dibiarkan terlalu lama karena akan sangat mengganggu proses menyusui.

  4. Milk Blister

    Bila clogged duct terjadi dalam payudara, milk blister timbul di luar puting. Ibu akan melihat bahwa ada seperti lapisan kulit tipis seperti jerawat di bagian puting. Itu adalah milk blister. Yakni sisa ASI yang menggumpal dan membentuk selaput kemudian menghalangi jalannya ASI keluar.

    Perawatan payudara yang perlu Ibu lakukan adalah mengompres dan mengoleskan ASI untuk meredakan sakit, kemudian temui tenaga kesehatan agar jerawat ASI tersebut dihilangkan dengan alat steril. Jika milk blister sudah pecah, maka rasa sakit pun akan langsung hilang.

  5. Infeksi Payudara

    Infeksi payudara terjadi jika bengkak pada payudara berlangsung terus menerus disertai demam, payudara berubah kemerahan, panas, dan terasa sakit. Infeksi payudara ini disebut dengan mastitis. Mastitis biasanya membutuhkan bantuan dokter karena telah terjadi infeksi di dalam jaringan. Dokter yang menangani akan menyarankan operasi untuk membuang sumber infeksinya supaya tidak menganggu jaringan lainnya. Selain itu biasanya Ibu akan diminta meminum antibiotik dan ibuprofen untuk meredakan nyeri. Segera temui dokter jika Ibu terkena infeksi ya.

Tips Merawat Payudara untuk Ibu Menyusui

Masalah-masalah yang timbul di atas, pasti dialami Ibu menyusui. Sehingga perawatan payudara saat menyusui penting dilakukan. Nah, setelah mengetahu apa saja masalah yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya, sekarang Ibu dapat menyimak hal-hal apa saja yang bisa Ibu lakukan sebagai bentuk perawatan payudara selama menyusui:

  1. Menjaga kebersihan

    Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh payudara atau menyusui bayi. Bersihkan payudara dan puting menggunakan air hangat. Tidak perlu menggunakan sabun karena hanya akan membuat puting kering dan lebih mudah lecet. Oleskan ASI pada puting agar tetap lembap.

  2. Gunakan Bra Menyusui Tanpa Kawat

    Bra yang Ibu pilih haruslah nyaman. Bra menyusui dapat menjadi bra yang nyaman dan mudah untuk digunakan saat menyusui. Bila menggunakan bra biasa, pastikan bra tersebut tanpa kawat dan tidak teralu ketat. Bra yang terlalu ketat akan menambah rasa sakit pada payudara.

  3. Ganti Breastpad Secara Rutin

    Wajar apabila breastpad sering lembap, apalagi jika terjadi Let Down Reflex. Rembesan ASI biasanya diatasi dengan breastpad yang diselipkan pada bra. Sebagai upaya perawatan payudara, gantilah breastpad secara rutin agar kelembapan tetap terjaga normal dan tidak menimbulkan bakteri karena terlalu lama tidak diganti.

  4. Kosongkan Payudara dengan Maksimal

    Pengosongan maksimal dapat membantu payudara terhindar dari sumbatan dan bengkak. Biarkan bayi selesai menyusu pada satu payudara sampai kosong lalu pindahkan ke payudara satunya jika bayi masih meminta. Ibu juga dapat membantu dengan memerah ASI menggunakan tangan atau memompa secara rutin setelah bayi menyusu.

  5. Jangan biarkan payudara menganggur terlalu lama

    Ibu perlu memperhatikan jeda antar waktu menyusu dan memastikan jaraknya tidak terlalu lama. Sehingga ASI yang diproduksi dapat dikeluarkan dan masalah menyusui dapat dicegah.

  6. Pijat Laktasi

    Memijat payudara dengan lembut dan perlahan akan membantu meluruhkan sumbatan dan memperlancar ASI. Pada sesi awal menyusui pijatan ini mampu merangsang produksi ASI agar lebih lancar. Perawatan payudara satu ini tidak hanya bagus untuk ASI, tetapi juga bisa membuat Ibu lebih rileks.

  7. Kompres Air Hangat

    Mengompres air hangat juga merupakan perawatan payudara paling mudah yang bisa Ibu lakukan di rumah agar payudara tidak keras dan lebih mudah untuk mengeluarkan ASI. 

Langkah-langkah perawatan payudara tersebut penting untuk dilakukan agar Ibu tetap nyaman saat menyusui. Bahkan, pijat laktasi dan kompres hangat kini sudah ada alternatif pilihan yang paling digemari. Ibu dapat mulai mencari produk dengan julukan breast massager atau breast warmer yang dikeluarkan beberapa produsen untuk membantu Ibu menyusui mengurangi bengkak dan sumbatan ASI. Breast massager berfungsi untuk memberi pijatan lembut pada payudara, sementara breast warmer berfungsi untuk memberikan efek hangat sehingga ASI lebih lancar untuk dikeluarkan.

Cara Pijat Laktasi

Namun, apakah wajib memiliki kedua alat tersebut? Tentu tidak ya, Bu. Ibu dapat melakukan perawatan payudara berupa pijat laktasi dengan bidan homecare atau melakukannya sendiri. Caranya juga tidak terlalu sulit. Berikut cara pijat laktasi yang dapat Ibu lakukan sendiri di rumah:

  1. Siapkan minyak kelapa atau baby oil untuk melakukan pijatan ini. Bila setelah pijat nantinya Ibu akan menyusui, maka sebaiknya gunakan minyak yang food grade dan aman tertelan, seperti minyak kelapa. 

  2. Tuang secukupnya ke kapas.

  3. Usapkan kapas dengan minyak tadi melingkar pada puting dan areola.

  4. Pijat lembut puting menggunakan jari telunjuk dan jempol dengan gerakan memutar.

  5. Tarik puting ke arah luar dan dalam bergantian masing-masing sebanyak 5-10 kali.

  6. Lakukan pada payudara satunya.

  7. Tuang beberapa tetes minyak ke telapak tangan, lalu posisikan kedua telapak tangan Ibu pada bagian tengah dada di antara dua payudara, dengan jari Ibu menghadap ke bawah.

  8. Pijat ke arah atas lalu memutari payudara sampai ke bagian bawah, lalu ke arah puting sambil telapak tangan dilepas.

  9. Ulangi gerakan ini hingga 10 kali.

  10. Topang payudara kiri dengan telapak tangan kiri, lalu gunakan telapak tangan kanan untuk memijat dari pangkal payudara bagian atas menuju puting. Lakukan dengan lembut dan jangan terlalu menekan. Tekan secukupnya jangan sampai terlalu sakit. Buatlah agar selama memijat Ibu tetap merasa nyaman.

  11. Lakukan gerakan ini 5-10 kali.

  12. Lakukan bergantian dengan payudara bagian kanan.

  13. Selanjutnya, topang payudara kiri dengan telapak tangan kiri, lalu telapak tangan kanan dibentuk mengepal. Telapak tangan kanan memijat dari pangkal payudara sampai ke puting.

  14. Lakukan 5-10 kali.

  15. Dengan bentuk tangan yang sama, buat gerakan seperti mengulek dengan kepalan tangan dari pangkal payudara ke puting. Lakukan memutar di payudara.

  16. Lakukan juga gerakan ini pada payudara satunya.

  17. Terakhir, Ibu bisa membuat gerakan seperti jari menggelitik, lalu aplikasikan ke payudara secara memutar dari arah tengah lalu memutari payudara.

  18. Lakukan dengan memutari pangkal, sampai berkahir ke puting.

  19. Jika pemijatan sudah selesai, Ibu dapat membersihkan payudara dengan air hangat.

Bentuk perawatan seperti ini dapat membantu kelancaran proses menyusui. Jika Ibu merasa tidak dapat melakukannya sendiri, jangan pernah ragu untuk mendatangi tenaga kesehatan ya!

(Dwi Ratih)