Kehamilan

12 Tanda Janin Stres saat Hamil yang Perlu Ibu Waspadai

12 Tanda Janin Stres saat Hamil yang Perlu Ibu Waspadai

Stres saat hamil tidak hanya dirasakan oleh para Ibu, lho. Si kecil dalam kandungan juga rentan akan stres saat hamil. Meski kebanyakan janin berkembang tanpa masalah, beberapa di antaranya mengalami stres sebelum dilahirkan. Situasi yang mengganggu asupan darah dan oksigen bisa terjadi selama kehamilan dan kelahiran. Kenali gejala –gejala yang mengindikasikan janin stres saat hamil, misalnya penurunan gerakan janin. Segera beri tahu dokter apabila Ibu cemas tentang kesehatan dan perkembangan janin, ya Bu.

Stres janin merupakan istilah yang digunakan untuk mengindikasikan janin berada di kondisi yang kurang baik. Pendarahan vagina sering kali jadi tanda yang mengindikasikan adanya masalah. Beri tahukan dokter bila Ibu mengalami pendarahan apapun. Gejala potensial lainnya selain penurunan gerakan janin adalah nyeri perut dan nyeri punggung pada Ibu hamil.

Penyebab janin stres saat hamil

Masalah pada janin bisa terjadi karena berbagai sebab, termasuk insiden, penyakit, dan masalah plasenta. Posisi yang abnormal seperti sungsang bisa meningkatkan risiko komplikasi, seperti pada janin kembar dua atau tiga. Tali pusar yang pendek atau cedera pada perut bisa meningkatkan risiko abrupsi plasenta, kondisi yang terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim sebelum kelahiran bayi. Faktor lain yang juga bisa memicu janin stres saat hamil dan persalinan di antaranya usia ibu, penggunaan obat, diabetes, dan banyaknya jumlah kelahiran sebelumnya.

Cara mendeteksi janin stres saat hamil

Perubahan pada tingkat aktivitas janin bisa jadi tanda janin stres. Ketika janin tumbuh di dalam rahim, Ibu mengetahui kapan ia bergerak aktif.  Fokus pada gerakannya untuk membantu Ibu mengetahui perubahan kecil yang terjadi. Ibu bisa menghitung gerakan janin. Lakukan ini dengan memilih waktu yang sama setiap hari di mana janin biasanya aktif. Duduklah dengan tenang atau berbaring miring ketika fokus pada gerakan janin. Tulis tiap gerakan yang dilakukan janin, beserta waktunya. Hentikan ketika Ibu mencapai 10 gerakan. Mulai lakukan ini setiap hari ketika kehamilan 7 bulan. Gunakan cara ini untuk mengetahui gerakan janin ketika ia tumbuh di rahim Ibu. Segera beri tahu dokter bila janin tidak bergerak 10 kali dalam 2 jam atau bila Ibu merasakan perubahan signifikan pada gerakannya. Catat dengan teliti agar gejala janin stres saat hamil bisa segera terdeteksi.

Tes medis untuk mengetahui janin stres saat hamil

Tergantung pada kondisi Ibu, dokter bisa melakukan berbagai tes seperti USG dan amniocentesis untuk menentukan kesehatan janin. Tes non-stres seringkali membantu mengetahui apakah janin stres saat hamil. Tes ini dilakukan dengan mengukur kontraksi rahim, gerakan, dan detak jantung janin.

Hubungan antara Ibu yang stres saat hamil  dan janin

Menjalani kehamilan memang bukan tugas mudah. Pastinya Ibu merasa cemas tentang banyak hal. Mulai dari apakah makanan yang Ibu konsumsi cukup sehat? Apakah aman bila Ibu berolahraga? Bagaimana nanti membagi waktu untuk mengurus bayi setelah ia lahir? Semua kecemasan di atas bisa membuat Ibu stres saat hamil.

Beberapa stres saat hamil masih tergolong normal seperti  tekanan hidup lainnya. Tapi bila stres menjadi konstan, efeknya pada Ibu dan janin bisa berlangsung lama. Ketika Ibu stres saat hamil, tubuh mengirim kortisol dan hormon stres lainnya. Ini hormon yang sama yang keluar ketika Ibu berada dalam bahaya. Hormon ini menyiapkan Ibu untuk melarikan diri dengan mengirim bahan bakar ke otot dan membuat jantung berdetak lebih cepat.

Bila Ibu bisa mengatasi stres saat hamil, respon stres Ibu akan berkurang dan kondisi janin bisa kembali seimbang. Tapi stres yang konstan bisa mengubah sistem manajemen tubuh menyebabkan reaksi berlebihan dan memicu respon peradangan.

Peradangan pada gilirannya terkait dengan kesehatan kehamilan yang buruk dan masalah perkembangan pada janin. Ada beberapa data menunjukkan stres tingkat tinggi pada wanita hamil dan kemampuan buruk untuk mengatasi stres saat hamil bisa terkait dengan berat lahir rendah dan kelahiran lebih dini.

Tanda janin mengalami stres saat hamil

Kehamilan menjadi hal paling mengagumkan yang bisa terjadi. Kehamilan biasanya terjadi tanpa terlalu banyak komplikasi. Ibu hamil bisa mengatasi efek samping selama hamil dan menghitung hari untuk bertemu buah hati.

Wajar bila calon ibu merasa bahagia dan mengikuti semua tahap kehamilan, membaca artikel dan informasi tentang pertumbuhan janin, serta tetap berusaha di kondisi sehat dan positif agar janin bisa tumbuh di lingkungan terbaik di rahim hingga hari melahirkan tiba.

Tapi kadang hal tak terduga terjadi, seperti janin stres di dalam rahim. Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah janin stres saat hamil/ Selain melalui pemeriksaan medis, Ibu juga bisa merasakan hal yang tidak normal pada janin, bisa berupa rasa sakit, sensasi aneh, atau kadang pemeriksaan saat USG membuat dokter melakukan penanganan.

Berikut ini beberapa tanda janin stres saat hamil yang perlu Ibu tahu:


  1. Gerakan janin berkurang

    Penurunan pada gerakan janin (terutama bila sebelumnya janin aktif menendang) perlu diwaspadai. Ketika janin tumbuh di rahim, Ibu perlu tahu kapan janin bergerak aktif serta kapan janin beristirahat. Perubahan apapun meski kecil, perlu dicatat.

    Menghitung gerakan janin jadi cara terbaik untuk memastikan kondisinya. Sekali dalam sehari, ketika bayi aktif, Ibu perlu berbaring miring dan menghitung berapa banyak gerakan janin selama 10 menit. Ibu juga perlu hitung berapa lama tiap gerakan. Bila janin tidak bergerak 10 kali dalam 2 jam atau terjadi perubahan signifikan pada gerakan janin, waktunya untuk menghubungi dokter. Perubahan apapun bisa mengindikasikan janin stres, terutama bila disertai kondisi lain, dokter perlu terus mengawasi Ibu dan janin.


  2. Muncul rasa sakit

    Nyeri perut dan punggung jadi kondisi yang perlu diwaspadai, terlebih ini bisa menandakan janin stres saat hamil. Janin bisa mengalami kekurangan oksigen, merasa tidak nyaman, dan menekan organ vital ibu yang bisa berbahaya.

    Jenis kesakitan apapun perlu diperiksa oleh dokter yang akan mengambil langkah penanganan. Rasa sakit yang dialami ibu bisa mengindikasikan janin stres dan membutuhkan perhatian medis. Kondisi ini dapat menyebabkan persalinan prematur dan dokter perlu dilibatkan agar bisa membantu janin bertahan selama mungkin, atau janin harus segera dilahirkan. Kram perut dan nyeri punggung kadang disertai pendarahan. Semua ini perlu segera dilaporkan ke dokter.


  3. Detak jantung janin menurun

    Penurunan pada detak jantung juga bisa menandakan janin stres saat hamil. Dokter akan mulai memonitor detak jantung janin untuk memastikan kembali ke tingkat yang normal. Dokter juga akan memonitor detak jantung Ibu untuk memastikan Ibu kuat dan sehat untuk menjalani persalinan dan kelahiran.

    Detak jantung janin diukur menggunakan Doppler, normalnya antara 120 sampai 160 setiap menit. Jumlah lebih tinggi atau lebih rendah bisa menimbulkan kecemasan dan akan jadi pertimbangan ketika dokter memutuskan cara paling baik dan paling aman untuk melahirkan bayi. Dokter akan memberi saran paling aman untuk melahirkan bayi dan di kebanyakan kasus disarankan kelahiran melalui bedah sesar.


  4. Kram

    Kram baik disertai atau tanpa pendarahan perlu diwaspadai. Meski beberapa kram normal terjadi selama hamil ketika janin tumbuh dan rahim membesar, kram tetap tidak aman bila berlangsung intens. Kram juga perlu diwaspadai bila Ibu juga mengalami nyeri punggung. Dokter perlu memastikan hal ini. Bila Ibu merasa cemas, karena kram tidak normal terjadi di kehamilan, Ibu perlu menghubungi dokter dan menjalani pemeriksaan.

    Dokter akan memeriksa Ibu, mengajukan pertanyaan, dan janin akan dimonitor untuk memastikan semua berjalan seperti yang seharusnya. Kram terjadi bisa karena sejumlah sebab, seperti kondisi abnormal janin di rahim, infeksi, atau masalah lain yang sebelumnya tidak terdeteksi. Ini sebabnya sangat penting untuk memperhatikan kesehatan diri dan janin agar tidak stres saat hamil.


  5. Tekanan darah tinggi

    Tekanan darah tinggi pada ibu kadang sangat berbahaya bagi janin bila tidak terdeteksi. Bila dokter mengetahui hal ini sejak awal kehamilan, ibu bisa dimonitor untuk memastikan tidak terjadi preeklampsia atau diabetes gestasional.

    Kadang wanita bisa mengalami tekanan darah normal sebelum hamil tapi kemudian mengalami tekanan darah tinggi. Ini disebut preeklampsia, dan bisa menyebabkan janin kekurangan oksigen sebelum lahir karena masalah plasenta. Ada juga kasus masalah plasenta menyebabkan tekanan darah tinggi pada ibu dan akhirnya menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah yang akan menyebabkan penurunan aliran darah ke janin.

    Kondisi ini juga mempengaruhi plasenta yang membawa nutrisi ke janin. Semua ini mempengaruhi oksigen yang janin terima dan bila ada penurunan oksigen ke janin ini jelas menyebabkan janin stres saat hamil. Dokter akan berusaha mengontrol tekanan darah ibu untuk mengatasinya.


  6. Janin berada di posisi abnormal

    Kadang posisi janin di dalam rahim bisa menimbulkan masalah. Posisi janin bisa terlihat saat USG. Janin bisa sungsang atau di posisi aneh yang mengganggu aliran darah. Ini terjadi bila kepala atau bahu janin menumpang di tulang pubik ibu. Bila Ibu merasakan perubahan pada aktivitas atau gerakan janin, Ibu akan diingatkan untuk tidur miring ke kiri di trimester kedua dan trimester ketiga. Cara ini membantu aliran darah pada ibu dan janin. Berbaring telentang bisa menekan pembuluh besar yang membawa darah kembali ke jantung. 

    Jangan pernah ragu menghubungi dokter bila Ibu mengalami perubahan pada pola gerakan janin. Dokter akan menggunakan monitor janin untuk mengukur detak jantungnya. Ibu juga bisa diberikan oksigen dan cairan tambahan untuk membantu meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke janin yang bisa menstabilkan detak jantung. Saat USG, dokter bisa mengetahui risiko apa saja yang mungkin terjadi.


  7. Penambahan berat badan yang berlebihan

    Penambahan maupun penurunan berat badan yang berlebihan mengindikasikan adanya masalah dan tes kehamilan perlu dilakukan. Penambahan berat 20 sampai 40 pound dianggap normal selama kehamilan. Lebih atau kurang dari ini bisa menandakan masalah, dan semakin cepat dokter tahu, semakin cepat tes bisa dilakukan. Penambahan berat berlebihan mengindikasikan bayi sangat besar yang berarti muncul komplikasi kehamilan bagi calon ibu. Apabila terjadi komplikasi saat persalinan, maka bayi bisa mengalami masalah kesehatan fisik dan intelektual untuk jangka panjang.

    Semakin cepat dokter tahu kesehatan janin, semakin cepat ia bisa membuat keputusan untuk keamanan dan kondisi ibu dan bayi. Kemungkinan besar, ibu harus melahirkan melalui bedah sesar.  Ini berarti kelahiran dipercepat karena  bayi yang besar mengalami kondisi yang disebut macrosomia.


  8. Ibu mengalami tekanan oleh janin

    Kadang bila ibu di posisi berbaring atau duduk terlalu lama sehingga memberi tekanan pada janin di dalam rahim, janin bisa mengalami stres . Bila Ibu mengalami bercak atau pendarahan, pusing, atau perubahan gerakan janin, penting untuk menghubungi dokter. Ibu bisa berbaring miring untuk mengirim lebih banyak darah dan oksigen ke janin. Ini bisa mempengaruhi tingkat aktivitas janin, misalnya, bila janin melambat atau berhenti menendang, terutama di kehamilan pertama. Tapi saat pemeriksaan teratur dokter bisa mendeteksi masalah yang terjadi.


  9. Cairan ketuban merembes

    Cairan ketuban yang merembes sebelum kontraksi dimulai terkadang jadi kondisi yang serius. Ini bisa menjadi tanda bahwa janin stres saat hamil. Ibu perlu pergi ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan tes. Meski kadang cairan ketuban merembes sebelum kontraksi itu adalah hal yang normal, Ibu tetap perlu ke rumah sakit.

    Bila cairan ketuban berwarna jernih, kemungkinan semua baik-baik saja. Tapi bila Ibu mengeluarkan cairan ketuban berwarna hijau atau coklat, ini mungkin mekonium atau feses janin yang masuk ke cairan ketuban. Mekonium bisa muncul ketika janin stres dan ini berarti staf medis perlu memastikan janin segera lahir dengan aman. Sering kali, ini berarti persalinan melalui bedah sesar darurat untuk memastikan janin keluar dari rahim sesegera mungkin dan perawatan dilakukan setelah lahir agar bayi bisa bertahan hidup.


  10. Plasenta terlepas

    Kondisi ini terjadi ketika plasenta sebagian atau sepenuhnya terpisah dari rahim ketika janin masih berada di dalam. Ini sangat berbahaya karena menurunkan oksigen dan nutrisi ke janin serta bisa menyebabkan pendarahan berat pada ibu. Ketika terjadi abrupsi plasenta, ada juga risiko bayi akan mengalami masalah pertumbuhan, lahir prematur, atau menyebabkan lahir mati. Kondisi ini terjadi pada 1 dari tiap 150 kehamilan dan bisa terjadi kapan saja setelah kehamilan 20 minggu.

    Wanita yang sangat berisiko adalah mereka yang mengalami pereeklampsia, tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, hipertensi atau masalah kesehatan lainnya, wanita yang berusia lebih tua, atau telah melahirkan banyak anak. Ada beberapa pilihan penanganan, bergantung gejala dan seberapa dekat tanggal perkiraan melahirkan. Biasanya ibu diminta  agar tetap berada di rumah sakit agar senantiasa di bawah pengawasan dokter. Jika perlu, dokter akan menjadwalkan operasi sesar, meski kemungkinan persalinan alami tetaplah ada.


  11. Pendarahan

    Pendarahan vagina jadi efek samping menakutkan yang dikhawatirkan wanita hamil. Sangat wajar bila ibu hamil mengalami pendarahan di awal kehamilan dan kadang bahkan di tengah atau akhir kehamilan. Jangan khawatir, pendarahan tidak selalu berarti ada masalah. Sering kali bayi dan ibu baik-baik saja. Tapi terkadang ada waktu di mana pendarahan mengindikasikan janin mengalami stres saat hamil. Pendarahan vagina bisa berarti plasenta previa dan vasa previa.

    Bila ibu hamil mengalami plasenta previa di awal kehamilan, ini tidak akan mempengaruhi ibu dan janin. Tapi bila terjadi di akhir kehamilan, ini bisa menyebabkan pendarahan dan berarti ibu harus melahirkan lebih awal. Bila plasenta previa terjadi saat kelahiran, ibu perlu melahirkan melalui operasi sesar.


  12. Posisi sungsang

    Ketika posisi janin sungsang, ini bisa mengindikasikan masalah seperti janin stres saat hamil. Posisi sungsang membuat bayi lahir dengan kaki lebih dulu. Tidak diketahui kenapa posisi bayi bisa sungsang. Ada spekulasi yang menyebut ini terjadi karena kondisi rahim yang abnormal. Bila rahim tidak berbentuk seperti buah pir terbalik, bisa menyebabkan bayi sungsang. Bentuk rahim bisa terdeteksi selama pemeriksaan oleh dokter.


Ibu yang mengalami stres saat hamil hingga tergolong kronis juga bisa menyebabkan perubahan pada perkembangan otak. Stres saat hamil yang Ibu alami bisa memicu masalah perilaku ketika bayi tumbuh. Sayangnya, penelitian tentang hal ini masih terbatas dan dokter masih perlu mencari tahu hubungan pasti antara stres dan hasil kehamilan. Meski begitu, Ibu tak perlu merasa bersalah jika mengalami stres saat hamil karena itu hal yang sangat wajar. Satu hal yang perlu Ibu usahakan adalah bagaimana sebisa mungkin mengontrol stres saat hamil agar tidak mempengaruhi kesehatan si kecil.


(Ismawati, Yusrina)