Kelahiran

9 Penyebab Ibu Baru Melahirkan Kerap Merasa Sendirian

9 Penyebab Ibu Baru Melahirkan Kerap Merasa Sendirian

Mengandung selama 9 bulan lamanya dan menjalani proses persalinan hingga berjumpa dengan sang buah hati adalah kebahagiaan tersendiri yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ibu baru melahirkan pasti merasa bahagia, haru, dan perasaan lain yang campur aduk dalam hati.

Tapi Ibu, pernahkah merasa kesepian saat baru melahirkan? Pernahkah merasa mental down atau baby blues dan mengalami perasaan terisolasi setelah melahirkan anak yang selama ini dinanti-nanti?

Jika merasakan hal itu, khususnya Ibu baru melahirkan, maka Ibu tidak sendirian. Adanya rutinitas sebelum bayi kita lahir, kebebasan untuk bertemu dengan teman, hangout hingga quality time bersama suami memang menyenangkan. Namun, semua itu berubah drastis ketika peran ibu baru melekat dalam diri. Rutinitas yang serba tidak pasti, aktivitas merawat bayi baru lahir yang sangat melelahkan dan perasaan jenuh bisa tiba-tiba menghampiri. 

Tenang, Ibu tidak sendirian. Ada banyak ibu baru lainnya yang merasakan kesepian pasca melahirkan. Dikutip dari Motherly, kondisi mental ibu baru melahirkan memang riskan terserang kesepian dan perasaan terisolasi. Hal ini dikenal dengan istilah kelelahan luar biasa atau burnout akibat mengurus bayi sedangkan kebutuhan diri sendiri kerap tidak terpenuhi dengan baik.

Ibu mungkin bertanya-tanya, “Kenapa saya merasakan hal ini setelah melahirkan? Apakah sebagai ibu baru melahirkan, saya telah gagal?”. Jawabannya tentu saja tidak! Itu adalah perasaan manusiawi dan normal dialami oleh ibu baru melahirkan. Pasalnya, Ibu butuh perhatian ekstra dan bantuan tenaga oleh orang-orang di sekitar. Jangan mencoba mengerjakan semuanya sendirian, bukalah diri terhadap pertolongan. Cobalah memulai komunikasi intens dengan pasangan, sahabat atau keluarga terpercaya untuk melalui hari-hari.

9 Penyebab Ibu Baru Melahirkan Merasa Terisolasi

Ada berbagai macam penyebab ibu baru melahirkan merasa terisolasi dan rentan depresi. Menurut Very Well Family, ada 12 alasan kenapa ibu baru melahirkan merasa terisolasi, antara lain: 

  1. Masih berada dalam proses pemulihan pasca melahirkan

    Melahirkan bayi baik secara normal maupun caesar merupakan sebuah proses yang melelahkan (dan faktanya cukup menyakitkan) sehingga butuh waktu lebih lama untuk pulih. Beberapa ibu bahkan bisa saja merasa proses pemulihannya berlangsung lebih lama dari yang lainnya. Apalagi kalau kondisi fisiknya kurang fit selama kehamilan dan pasca persalinan. Ibu baru melahirkan rentan merasakan sakit punggung, sakit di bagian pinggang atau panggul, dan gangguan tidur. Aktivitas mengurus bayi yang tengah menjadi prioritas utama pun bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental ibu baru melahirkan. 

  2. Masa transisi 

    Hal ini khususnya sangat terasa bagi ibu bekerja yang terbiasa melakukan rutinitas di kantor atau jadwal yang teratur. Saat baru melahirkan, Ibu dituntut untuk melewati masa transisi dari bekerja jadi sepenuhnya berada di rumah. Masa-masa transisi inilah yang menyebabkan ibu bisa merasa terisolasi karena jarang ada teman ngobrol dan intensitas interaksi sosial yang berkurang drastis.

  3. Kurangnya interaksi sosial

    Yang biasanya Ibu bisa memanfaatkan waktu untuk bertemu dengan teman, atau melakukan hobi, kini harus fokus menyusui dan mengurus bayi baru lahir. Berkurangnya interaksi sosial karena padatnya aktivitas ibu baru melahirkan bisa menyebabkan perasaan terisolasi.

  4. Menyusui

    Kegiatan memberi ASI bagi ibu baru melahirkan juga bisa menyebabkan perasaan terisolasi. Tidak mudah memberi asi di tempat umum atau harus selalu menyediakan asi eksklusif dalam kuantitas besar. Apalagi bagi perempuan pekerja, tentu memompa ASI sambil melakukan aktivitas lainnya terasa melelahkan. Ibu baru melahirkan pun rentan stres ketika proses pelekatan kurang lancar dan terjadi luka pada puting. Jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter agar proses menyusui tetap lancar dan Ibu nyaman melakukannya.

  5. Kelelahan

    Bayi baru lahir tentu sangat menyita waktu ibu baru melahirkan. Waktu 24 jam pun kerap terasa kurang bagi ibu. Belum kualitas tidur yang berkurang karena kelelahan mengurus pekerjaan rumah dan anak. Nah, inilah pentingnya menerima bantuan dari orang-orang sekitar. Komunikasikan dengan ayah apabila Ibu merasa terlalu lelah dan butuh pertolongan mengerjakan tugas rumahan.

  6. Tidak ada tenaga untuk bersosialisasi

    Bagaimanapun, mengurus bayi itu sangat melelahkan. Wajar bila Ibu merasa lelah dan tidak punya tenaga untuk bersosialisasi setelah seharian mengurus si kecil. Apalagi buat yang suka bergadang karena bayinya terbangun di tengah malam. Kurangnya sosialisasi membuat Ibu merasa sendiri, terisolasi dan rindu berkeluh kesah dengan teman. Ibu bisa mengundang sahabat ke rumah untuk makan atau berbincang santai di sofa. 

  7. Tidak ada budget

    Ibu baru melahirkan biasanya mengalokasikan waktu, tenaga dan tabungan yang dimiliki untuk fokus mengurus bayi. Ini sebabnya budget untuk bersosialisasi jadi minim, bahkan cenderung dipangkas. Hal ini tentu bukan masalah besar, terlebih sekarang Ibu bisa bersosialisasi secara virtual melalui media digital. Namun, perasaan rindu ingin bercengkerama secara tatap muka pasti kadang muncul. Sebenarnya ada banyak cara hemat agar Ibu baru melahirkan tetap bisa bersosialisasi. Misalnya berkumpul di rumah teman dan membawa cemilan sendiri-sendiri. Konsep potluck tidak hanya hemat tapi juga lebih nyaman. Ibu pun bisa membawa si kecil saat sedang menemui teman.

  8. Perubahan pada pasangan

    Faktor lain yang menyebabkan ibu baru melahirkan merasa terisolasi adalah perubahan pada pasangan. Kesibukan mengurus bayi bisa menyebabkan pasangan juga merasa kelelahan dan berkurangnya momen intim bersama suami. Ibu pun mungkin merasa kehilangan gairah untuk berhubungan intim dengan pasangan. Luangkan waktu untuk saling menyentuh, membelai, atau sekadar memeluk satu sama lain di sela-sela kesibukan. Ucapan cinta atau sekadar telepon untuk mengecek kabar satu sama lain secara rutin akan sangat membantu! Ibu baru melahirkan biasanya perlu perhatian dari suami agar tetap merasa percaya diri dengan bentuk tubuh barunya setelah persalinan. 

  9. Perasaan menjadi ibu yang “kurang baik”

    Perasaan terisolasi ibu baru melahirkan juga bisa terjadi karena faktor dalam diri sendiri, seperti adanya pemikiran bahwa “Saya belum bisa menjadi ibu yang baik,”. 

Ada berbagai cara untuk mengatasi rasa terisolasi bagi ibu baru melahirkan. Misalnya bercerita kepada teman atau orang yang dipercaya tentang apa yang Ibu rasakan saat ini. Perasaan kesepian, terisolasi, lelah, dan sebagainya adalah perasaan manusiawi yang wajar dirasakan khususnya oleh ibu baru melahirkan.

Bercerita bisa mengurangi berbagai beban dan mood booster instan. Berceritalah pada sahabat, teman terdekat yang juga merasakan jadi seorang ibu baru, atau siapapun yang Ibu percaya. Tetap terhubung melalui video call, telepon, atau sekadar voice notes di whatsapp bisa mengurangi perasaan terisolasi yang dirasakan. Selain bercerita, Ibu juga bisa mencoba menulis jurnal dan menuangkan segala unek-unek yang dirasakan.

Alternatif lainnya adalah bergabung dengan komunitas ibu baru melahirkan untuk mengurangi rasa terisolasi. Obrolan dalam forum tersebut bisa membantu Ibu mengatasi rasa kesepian, sekaligus mendapat tips dan wawasan baru seputar mengurus bayi. Pergilah ke taman, jalan-jalan keliling komplek perumahan, atau bersepeda santai berkeliling kompleks untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan kejenuhan.

Selain itu, me-time atau meluangkan waktu untuk diri sendiri juga tidak kalah penting. Agendakan beberapa jam dalam sepekan untuk memanjakan diri, mungkin pergi ke restoran untuk mencoba hidangan favorit atau sekadar menonton film sembari makan es krim. Luangkan waktu mengisi energi yang Ibu perlukan agar dapat merawat sang buah hati dengan perasaan riang. 

Jika Ibu tetap merasa sedih, mood swing dan sendiri setelah mencoba cara-cara di atas, mungkin Ibu memerlukan bantuan ahli. Tak usah cemas, perasaan dan kesedihan yang Ibu alami itu valid kok. Semua pasti ada solusinya, sedih pun pasti suatu saat akan beranjak pergi. Asal tidak berkutat dengan pemikiran negatif diri sendiri dan bersedia membuka tangan untuk menerima pertolongan dari orang-orang baik di sekitar Ibu. Semangat!

Penulis: Yusrina
 Editor: Dwi Ratih