Keluarga

Ingin Anak Sehat dan Disiplin? Coba Olahraga Bela Diri Ini!

Ingin Anak Sehat dan Disiplin? Coba Olahraga Bela Diri Ini!

Olahraga bela diri semakin jamak diminati para orang tua milenial. Jenis olahraga yang juga disebut martial arts untuk anak ini bisa menjadi aktivitas positif nggak cuma buat kesehatan fisik anak lho, tapi juga melatih pikiran dan regulasi emosi si kecil. Jadi, nggak heran bila olahraga bela diri ini jadi pilihan kegiatan ekstra anak sepulang sekolah atau di akhir pekan.

Lantas, sebenarnya usia berapa sih anak bisa ikut olahraga bela diri ini? Menurut laman Fatherly, waktu yang tepat untuk mengajari anak olahraga bela diri haruslah disesuaikan dengan kesiapan anak, tujuan atau value keluarga, dan jenis olahraga bela diri yang dipilih. Namun, rata-rata anak mulai memiliki ketertarikan pada olahraga bela diri di usia 3 tahun. Di usia ini, anak-anak biasanya sudah lebih mudah diajak berkomunikasi dua arah dan memahami instruksi sederhana. Harapannya, anak bisa mengikuti arahan dan mendapatkan manfaat olahraga bela diri secara maksimal.

Manfaat Olahraga Bela Diri untuk Anak

Ibu mungkin sering mendengar bahwa olahraga bela diri identik dengan latihan fisik yang keras supaya anak bisa membela diri saat menghadapi ancaman. Sebenarnya, pendapat itu nggak sepenuhnya benar lho, Bu. Faktanya, olahraga bela diri memiliki level yang berbeda-beda di setiap jenis berdasarkan usia, tingkat kesulitan teknik, dan tujuan latihan. Memang sih, self defense atau pertahanan diri bisa didapatkan dengan mengikuti olahraga bela diri ini. Namun, itu bukan satu-satunya manfaat yang bisa diperoleh bila si kecil mengikuti olahraga bela diri.

Simak, yuk, manfaat olahraga bela diri untuk anak yang Ibupedia rangkum dari laman Team Kids berikut:

  1. Membentuk Kedisiplinan

    Dalam setiap jenis olahraga bela diri, ada aturan yang harus dipatuhi oleh pelatih maupun murid. Beberapa aturan yang banyak diterapkan seperti ketepatan waktu dan kehadiran selama latihan, mengenakan seragam khusus, mengikuti instruksi pelatih, tidak boleh menggunakan kemampuan untuk menyerang sembarangan, saling menghormati, menolong sesama, dan sebagainya. Aturan-aturan ini akan melatih anak untuk disiplin dan belajar berkomitmen. Dampaknya tak hanya bagus saat anak berlatih, tapi juga anak akan terbiasa mengaplikasikan kedisiplinan untuk lebih banyak hal seperti jadwal tidur yang teratur, mengerjakan tugas sekolah, dan tidak terlambat datang ke sekolah atau kegiatan lainnya.

  2. Aktivitas Fisik yang Baik Untuk Kesehatan

    Tahukah Ibu bahwa aktif bergerak dapat membantu tumbuh kembang anak lebih optimal? Sebaliknya, kurangnya aktivitas fisik akan menghambat perkembangan kemampuan motoriknya. Anak memiliki kebutuhan gerak sepadan dengan energinya yang seolah tak habis-habis. Agar energi anak yang selalu penuh ini tersalurkan secara positif, Ibu bisa mulai mengajak si kecil mengikuti olahraga bela diri. Dengan berolahraga, tubuh anak akan lebih bugar, otot-ototnya tidak kaku, dan metabolisme tubuh bekerja dengan baik. Sehingga daya tahan tubuh pun meningkat dan anak jadi nggak gampang sakit atau lemas.

  3. Bekal Pertahanan Diri

    Tidak bisa dimungkiri bahwa banyak orang tua yang berharap setelah anak mengikuti olahraga bela diri, mereka akan memiliki kemampuan pertahanan diri. Hal ini memang sangat penting bagi anak, terutama agar mereka dapat melindungi diri di saat tidak ada keluarga atau orang dewasa terdekat yang mengawasi. Dalam olahraga bela diri, anak akan diajari jurus-jurus menangkis serangan lawan dan bersikap berani. Eits, bukan berarti anak dilatih untuk siap bertarung sesuka hati ya, Bu. Biasanya, pelatih akan menanamkan nilai-nilai keberanian yang positif dengan memotivasi anak-anak agar berperilaku benar dan tidak semena-mena.

  4. Anak Belajar Mengelola Emosi

    Dalam olahraga bela diri, anak akan diajari mengendalikan emosi mereka, terutama emosi negatif seperti marah, kesal, dan kecewa. Prinsip ini sangat penting dalam praktik pertahanan diri karena gejolak emosi akan menentukan setiap gerakan anak nantinya. Selain itu, dengan mengikuti olahraga bela diri, anak akan dilatih menyalurkan emosi dan energinya dengan cara yang positif dan “pada tempatnya”. Selama latihan, anak akan punya kesempatan untuk melompat, berguling di atas matras, menendang bantalan karet, berlari, dan berteriak. Jika emosi negatif anak tersebut disalurkan dengan baik, mood anak akan cenderung lebih stabil.

  5. Membangun Kepercayaan Diri Anak

    Mempelajari hal baru dipercaya bisa meningkatkan self esteem dan kepercayaan diri anak. Dalam melakukan olahraga bela diri, anak tidak berkompetisi dengan orang lain (kecuali dalam ajang kejuaraan) namun fokus pada meningkatkan kemampuan diri dan teknik bela diri. Si kecil akan berlatih bersama anak-anak lain dan mendapatkan motivasi dari pelatih maupun temannya agar menjadi lebih percaya diri dan berani. Olahraga bela diri dapat membantu anak terhindar dari serangan bullying dan membuat anak lebih berani berinteraksi dengan orang lain.

  6. Melatih Kemampuan Bersosialisasi

    Saat anak memiliki kepercayaan diri, maka akan lebih mudah bagi mereka bersosialisasi dengan sekitarnya. Secara otomatis anak mengembangkan kemampuan sosialnya. Selain itu, dalam olahraga bela diri, anak diajarkan untuk berempati, menolong sesama, dan berinteraksi dengan banyak orang melalui latihan bersama maupun obrolan sebelum dan sesudah latihan. Dengan demikian, anak akan belajar untuk bersosialisasi dengan baik agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Apa Yang Perlu Diperhatikan Saat Memilih Olahraga Bela Diri untuk Anak?

Melansir dari laman Active Kids, orangtua sebaiknya melakukan observasi dengan mempertimbangkan beberapa hal penting sebelum memutuskan mengizinkan anak mengikuti olahraga bela diri. Meski olahraga bela diri memiliki beragam manfaat seperti melatih kedisiplinan dan pertahanan diri, perlu dipertimbangkan juga bagaimana memilih sanggar yang menanamkan nilai kebaikan untuk anak. Berikut beberapa di antaranya:

  • Pilih yang sesuai dengan ketertarikan anak dan value keluarga

    Ketika memilih olahraga bela diri untuk anak, alangkah lebih baik bila orang tua menanyakan pendapat anak. Bila anak memiliki kesempatan menentukan jenis olahraga bela diri yang diminati, maka anak akan lebih antusias menjalaninya. Yang tak kalah penting, orang tua juga perlu menentukan apa tujuan ingin anak mengikuti olahraga bela diri. Dengan demikian, orang tua akan dapat lebih mudah memilih jenis dan sanggar olahraga bela diri yang sesuai dengan value keluarga.

  • Pertimbangkan waktu latihan dan jarak dari rumah

    Pilih waktu yang tak mengganggu jadwal belajar anak (tatap muka maupun daring), tidak menyita waktu tidur anak, dan lama durasi latihan yang sesuai dengan ketahanan tubuh anak. Lokasi latihan bela diri juga penting untuk dipertimbangkan agar anak dan orang tua sama-sama nggak kecapekan.

  • Mencari rekomendasi sanggar terbaik

    Pilih sanggar yang bersih dari catatan kekerasan, memiliki prestasi atau penghargaan, dan fasilitas yang memadai. Fasilitas ini mencakup kebersihan, kontak ahli medis atau rumah sakit terdekat untuk berjaga-jaga jikalau ada kecelakaan tak terduga saat latihan.

Rekomendasi Jenis Olahraga Bela Diri Untuk Anak

  1. Karate: Berasal dari negara Jepang, olahraga bela diri yang satu ini diminati oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Tidak ada senjata yang digunakan dalam karate karena latihannya fokus pada kemampuan tubuh, terutama tangan, kaki, dan keseimbangan.

  2. Taekwondo: Olahraga bela diri yang berasal dari Korea ini juga tak kalah digemari oleh orang dewasa maupun anak-anak. Gerakan yang digunakan lebih banyak melibatkan tendangan dan lompatan.

  3. Pencak Silat: Selain bagus untuk bekal pertahanan diri, olahraga bela diri pencak silat juga mengandung nilai-nilai kearifan budaya Indonesia dan banyak diminati terutama di Asia Tenggara. Pencak silat memiliki berbagai teknik dasar, namun pertama-tama yang harus diperkuat adalah teknik kuda-kuda untuk menjaga keseimbangan saat bertahan maupun menyerang lawan.

  4. Kung Fu: Siapa yang tak kenal jenis olahraga bela diri yang satu ini? Kung Fu yang berasal dari Tiongkok ini sebenarnya merupakan keahlian dan keuletan masyarakat Tiongkok di zaman dahulu dalam bertahan hidup. Namun, seiring berkembangnya zaman, Kung Fu pun disebut sebagai seni bela diri yang mengutamakan ketangkasan, kekuatan, dan kemampuan memecahkan masalah.

  5. Aikido: Olahraga bela diri yang berasal dari Jepang ini mengutamakan sikap tenang dan mengasihi lawan. Prinsip ini ditunjukkan dengan gerakan-gerakan yang tidak menangkis atau menyerang lawan, tetapi mengalihkan kekuatan lawan dan mengarahkan gerakannya untuk kemudian menaklukkan tanpa tendensi mencederai lawan.

Rupanya banyak sekali ya manfaat dan jenis olahraga bela diri untuk anak. Nah, olahraga bela diri yang mana nih yang akan Ibu pilih untuk si kecil?

Penulis: Dwi Ratih