Balita

Waspada, 6 Hal Ini Berbahaya Dilakukan Saat Golden Age Anak

Waspada, 6 Hal Ini Berbahaya Dilakukan Saat Golden Age Anak

Golden age atau masa emas adalah masa tumbuh kembang anak yang sangat penting dan perlu perhatian khusus para orang tua. Golden age terjadi pada 1000 hari pertama si kecil yaitu dimulai saat ia dilahirkan hingga ia berusia dua tahun. Pada masa-masa ini, perkembangan otak si kecil sedang tumbuh secara optimal seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang semakin meningkat juga. Tak heran untuk golden age ini, orang tua sangat perlu memberi perhatian khusus dari mulai memberi nutrisi yang tepat dan penuh gizi bagi anak, hingga mengajarkan kebiasaan baik yang bermanfaat sesuai umurnya. Pada masa golden age ini, perkembangan otak bekerja sangat pesat dan akan terus berkembang hingga si kecil nanti berusia sekitar enam tahun. Setelah menginjak usia enam tahun, otak si kecil sudah lebih matang untuk usianya.

Menurut National Center for Biotechnology Information, usia kurang dari lima tahun adalah golden age bagi anak untuk mempelajari banyak hal seperti cara berinteraksi, berbicara, serta mengasah berbagai macam keahlian motoriknya (motorik kasar dan halus). Sedangkan menurut Children's Bureau, lima tahun pertama kehidupan anak-anak adalah hal terpenting dalam hidupnya dan merupakan waktu paling kritis dalam perkembangannya. Situs ini juga mengungkapkan, pada lima tahun pertama, Ayah dan Ibu bisa mengoptimalkan golden age dengan berfokus pada dua hal, yaitu :

  • Perkembangan fisik anak (Physical Development)

    Tolak ukur perkembangan fisik biasanya dikaitkan dengan milestone si kecil (atau anak dapat melakukan sesuatu hal pada usia tertentu). Pada tahun pertama kehidupan si kecil, perkembangan fisik difokuskan pada pencapaian bayi dapat menguasai gerakannya sendiri, memegang benda, dan dapat melakukan koordinasi dari tangan ke mulut (memasukkan benda ke mulut adalah salah satu pencapaian perkembangan fisik bayi). Pada proses perkembangan fisik anak ini sangat perlu dukungan dari Ayah, Ibu dan juga orang-orang disekitarnya. Misalnya Ibu bisa memberinya mainan yang merangsang sistem sensoriknya, membantu bayi Ibu untuk belajar duduk, memberinya ruang untuk tummy time, berguling, merangkak, menendang, berlari, melompat, atau meraih mainan yang ada di sekitarnya, dan memastikan lingkungan sekitarnya aman. Hal tersebut ternyata dapat mengasah kemampuan motorik kasarnya.

    Sementara itu, untuk membantu perkembangan kemampuan motorik halusnya, Ibu dapat memberinya mainan menyusun puzzle, menggambar, melipat kertas, bahkan merangkai manik-manik. Tentu saja ia tak bisa dibiarkan bermain sendiri, perlu adanya interaksi dari kedua orang tua atau orang sekitar.

  • Perkembangan Kognitif Anak (Cognitive Development)

    Rauch Foundation menemukan bahwa 85% otak seseorang akan berkembang pesat pada saat mereka berusia lima tahun, oleh karena hal ini, lima tahun pertama kehidupan anak sangatlah penting dan waktu kritis. Tak hanya perkembangan fisik saja, perkembangan kognitif anak juga menjadi dasar tumbuh kembang si kecil.

    Pendidikan formal memang perlu, tapi tahukah Bu, bahwa sebenarnya anak-anak banyak belajar saat ia bermain. Banyak faktor mempengaruhi perkembangan otak si kecil, namun yang memiliki dampak luar biasa adalah interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan kognitif yang baik pada anak ditunjukkan akibat banyaknya interaksi yang ia lakukan kepada orang tuanya seperti bermain, bernyanyi, berbicara, bahkan membaca. Momen sederhana bersama anak justru menjadi satu hal yang akan membuat perkembangan kognitifnya menunjukkan grafik yang baik. Kabar baiknya lagi, saat Ibu bernyanyi, membacakan dongeng, dan berbicara pada anak, maka Ibu membantu perkembangan otak si kecil dengan cara yang sangat baik. Oleh karena hal ini, sebaiknya luangkan waktu untuk si kecil sebanyak mungkin.

Yang Harus Dihindari Orangtua Selama Masa Golden Age Anak

Sementara itu, selain mengoptimalkan golden age anak pada masa tumbuh kembangnya, ada beberapa hal yang sebaiknya Ayah atau Ibu hindari saat periode golden age terjadi, berikut penjelasannya :

  1. Tidak meluangkan waktu untuk si kecil

    Golden age si kecil hanya terjadi di awal pertumbuhannya. Oleh karena itu, kebutuhan dasar yang ia butuhkan bukan hanya soal kecukupan materi dan mainan saja, lebih dari itu, si kecil butuh keberadaan orang tuanya. Sempatkan bermain dengan si kecil meski hanya 30 menit saja sehari ya, Bu.

  2. Terlalu dini mengajarkan sesuatu

    Bayi baru lahir butuh proses untuk berdiri dan berbicara. Membuat ia belajar berjalan sebelum waktunya akan mengganggu tumbuh kembangnya. Sama halnya bila Ayah atau Ibu terlalu dini menyuruh si kecil menghafal angka atau huruf. Sabar ya, Bu, semua ada waktunya. Yang paling ia butuhkan pada golden age adalah waktu bermain dan bereksplorasi yang luas.

  3. Terlalu memaksakan kehendak

    Periode emas ini belum waktunya untuk memfokuskan si kecil pada satu bidang saja. Ibu atau Ayah belum bisa menentukan ia akan jadi apa di kemudian hari. Yang bisa orang tua lakukan saat ini hanyalah mendampingi dan mengawasi supaya tumbuh kembangnya baik, bukan memaksakan.

  4. Abai terhadap potensi anak

    Potensi si kecil dapat digali dan terlihat sejak dini, meski ada juga yang membutuhkan waktu. Kita sebagai orang tua harus peka terhadap apa yang ia suka dan tidak ia suka, atau singkatnya mengetahui kecerdasan majemuk anak. Bisa jadi ia memiliki potensi luar biasa pada kemampuan bahasanya, atau dia sangat suka kegiatan yang melibatkan musik, bisa juga ia sangat menyukai suasana alam, dan masih banyak lagi. Dukung ia yuk, Bu.

  5. Tidak peka terhadap gangguan tumbuh kembang si kecil

    Tak selamanya tumbuh kembang anak menjalani masa yang mulus. Pada golden age pun ternyata bisa digunakan sebagai masa untuk kita sebagai orang tua meneliti lebih jauh tentang gangguan tumbuh kembang yang mungkin ada pada anak. Misalnya, anak terlihat pemalu saat bertemu orang, sering takut dengan kehadiran orang baru, emosi yang tidak terkontrol bila tidak mencapai suatu hal (termasuk tantrum berlebihan), terlambat berbicara atau kemampuan komunikasinya belum sesuai dengan usianya, dan bisa juga kemampuan jalan yang belum baik. Bila dirasa Ibu dan Ayah tak bisa mengatasinya sendiri, ada baiknya untuk datang mengunjungi tenaga ahli profesional untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Gangguan tumbuh kembang yang diatasi tepat waktu akan membantu si kecil untuk tumbuh lebih baik.

  6. Memberinya makanan dan minuman yang belum waktunya

    Jangan lupa untuk selalu memberikan nutrisi yang baik pada makanan dan minuman si kecil. Ketahui lebih lanjut apa yang sebaiknya tidak dikonsumsi pada anak-anak atau balita seperti hindari memberikan terlalu banyak makanan manis, minuman bersoda, atau cemilan yang mengandung banyak penguat rasa. Sayuran dan buah-buahan akan lebih baik untuk si kecil.

Lalu apa ya kira-kira yang bisa Ayah dan Ibu lakukan untuk terus mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil? Beberapa kegiatan dapat dilakukan lho, Bu, seperti permainan yang mengasah sensorik dan motoriknya. Selain itu, sudah ada beberapa kelas bermain yang seru untuk mengasah sensorik dan motoriknya. Nanti si kecil tak hanya akan bersosialisasi dan beradaptasi pada lingkungan baru, tapi juga ia akan bermain banyak tekstur serta permainan yang melibatkan keaktifan fisik mereka. Yang paling utama, alangkah indahnya bila kita sebagai orang tua turut hadir dan menemani masa golden age si kecil untuk tumbuh kembang yang luar biasa.

Penulis: Luciana
 Editor: Dwi Ratih