Kehamilan

Katanya Operasi Caesar Lebih Sakit. Benarkah Demikian?

Katanya Operasi Caesar Lebih Sakit. Benarkah Demikian?

Operasi caesar atau yang dikenal juga dengan istilah persalinan caesar merupakan salah satu prosedur melahirkan dengan mengeluarkan bayi lewat perut, bukan melalui vagina. Dokter akan membuat sayatan beberapa sentimeter di perut dan rahim Ibu untuk kemudian dijadikan jalan keluarnya si bayi. 

Ibu biasanya akan dibius lokal sehingga saat operasi sesar dilakukan, ia masih sadar namun tidak merasakan sakit apa pun. Tim dokter dan Ibu akan dipisahkan semacam kelambu yang menutupi area dada ke bawah, sehingga Ibu kemungkinan tidak bisa melihat operasi berlangsung.

Karena operasi caesar merupakan metode yang bisa dibilang tidak alamiah, cara ini cukup sering jadi perdebatan lo. Kamu pasti sering mendengar cerita Ibu melahirkan caesar yang mendapat sentimen negatif dari lingkungannya, atau pendapat yang mengatakan kalau melahirkan normal melalui vagina itu lebih baik dibanding melahirkan dengan operasi caesar.

Hmm... di artikel ini, kami bukan ingin membahas pendapat tersebut untuk mendukung salah satunya, ya. Karena sebenarnya, semua metode melahirkan yang dilalui Ibu itu baik, selama dilakukan atas persetujuan tim medis. Melahirkan dengan cara apa pun tetap membuat kamu menjadi Ibu yang hebat!

Alasan Operasi Caesar Perlu Dilakukan

Operasi caesar sendiri biasanya dilakukan karena suatu alasan. Selain sebagai permintaan pribadi si Ibu dan suami supaya bisa melahirkan di tanggal cantik, banyak juga prosedur operasi caesar yang terpaksa dilakukan karena kondisi darurat yang dialami Ibu atau bayinya. Jika ini terjadi, biasanya dokter menyarankan agar si bayi segera dikeluarkan lewat operasi caesar, karena kalau menunggu terjadi persalinan normal, yang ada terlalu berisiko bagi Ibu maupun janinnya. Berikut ini beberapa penyebab operasi sesar perlu dilakukan.

  1. Persalinan macet


    Penyebab Ibu harus melahirkan sesar yang pertama, seperti dilansir dari Mayo Clinic adalah persalinan macet. Kondisi ini termasuk alasan paling umum yang menyebabkan seorang Ibu harus menjalani prosedur operasi caesar. Persalinan macet terjadi saat serviks Ibu tidak cukup terbuka meskipun sudah merasakan kontraksi kuat selama berjam-jam.

  2. Kondisi bayi dalam bahaya

    Sebelum melahirkan, dokter dan perawat akan terus memantau kondisi janin yang ada di dalam perut. Jika mereka menemukan kondisi bayi memburuk, seperti perubahan pada detak jantung, atau kondisi lainnya, biasanya operasi sesar akan jadi pilihan terbaik.

  3. Posisi bayi yang tidak normal


    Operasi sesar juga mungkin perlu dilakukan jika posisi bayi dalam kandungan tidak normal. Beberapa minggu sebelum lahir, umumnya bayi sudah memposisikan dirinya terbalik, artinya kepala berada di bawah, dekat dengan jalan lahir. Namun pada beberapa kasus, ada juga bayi yang bahkan saat sudah hampir lahir, kepalanya belum memutar ke bawah, atau istilahnya sungsang. Biasanya operasi caesar adalah pilihan terbaik saat kaki atau bokong bayi masuk ke jalan lahir lebih dulu. Atau saat bayi dalam posisi miring atau melintang.

  4. Mengandung bayi kembar

    Operasi caesar mungkin diperlukan jika kamu mengandung bayi kembar namun bayi utama berada dalam posisi tidak normal. Atau ketika kamu mengandung bayi kembar tiga atau lebih.

  5. Ada masalah pada plasenta


    Plasenta atau ari-ari umumnya berada di samping atau atas bayi ketika ia akan lahir. Namun di beberapa kondisi, ada juga plasenta yang justru menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Jika plasenta menutupi pembukaan serviks, operasi caesar dianjurkan untuk dilakukan.

  6. Ibu memiliki masalah kesehatan


    Operasi caesar mungkin disarankan jika Ibu memiliki masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung atau otak. Prosedur ini juga bisa jadi solusi yang disarankan saat Ibu menderita infeksi herpes genital aktif pada saat persalinan.

  7. Ibu memiliki mioma

    Mioma adalah daging tumbuh non-kanker yang berada di dalam rahim dan biasanya muncul pada masa-masa subur wanita. Bila Ibu memiliki mioma yang dirasa dokter mengganggu kelahiran, operasi sesar mungkin akan jadi prosedur yang disarankan. Apalagi kalau miomanya menghalangi jalan lahir.

  8. Pernah melahirkan caesar sebelumnya


    Jika Ibu pernah melahirkan sesar sebelumnya, besar kemungkinan di kelahiran selanjutnya Ibu akan menjalani prosedur yang sama. Sebenarnya hal ini bergantung pada jenis sayatan yang dilakukan dokter serta berbagai faktor lainnya sih. Ibu yang memiliki sayatan horizontal masih lebih mungkin melahirkan normal, atau istilah kerennya Vaginal Birth After Cesarean (atau disingkat VBAC). Tentunya masih ada sejumlah faktor lain yang harus dipenuhi para Ibu yang ingin menjalankan VBAC, seperti baru pernah operasi sesar (atau operasi perut) satu kali, berat badan bayi normal, dan banyak lagi lainnya. Sebaiknya kamu tetap konsultasi ke dokter sebelum memutuskan melahirkan VBAC, ya!

Risiko Operasi Caesar pada Bayi

Karena operasi caesar termasuk operasi besar, tentu prosedur ini menyimpan sederet risiko di baliknya, baik bagi bayi maupun bagi Ibunya. Apa saja?

  • Masalah pernapasan

    Bayi yang lahir dengan operasi caesar terjadwal lebih mungkin mengalami masalah pernapasan yang ditandai dengan pernapasan cepat yang tidak normal selama beberapa hari pertama setelah lahir.

  • Cedera bedah

    Meskipun terbilang jarang, luka gores yang tidak disengaja pada kulit bayi dapat terjadi selama operasi lo.

Risiko Operasi Caesar pada Ibu

  1. Infeksi

    Salah satu risiko terbesar yang mungkin saja dialami Ibu pasca melahirkan caesar adalah infeksi. Infeksi bisa terjadi pada lapisan rahim atau endometritis, atau bahkan infeksi di luka sayatan yang terdapat di perut.

  2. Perdarahan

    Perdarahan juga sangat mungkin terjadi setelah operasi caesar dilakukan. Perdarahan ini bisa terjadi selama atau setelah melahirkan.

  3. Reaksi anestesi

    Tidak semua Ibu menunjukkan reaksi positif terhadap anestesi atau obat bius yang diberikan dokter. Reaksi yang merugikan terhadap sejumlah atau semua jenis anestesi bisa saja terjadi.

  4. Muncul gumpalan darah

    Operasi caesar dapat meningkatkan risiko Ibu mengalami pembekuan darah di dalam vena dalam, terutama di bagian kaki atau organ panggul. Jika gumpalan darah ini mengalir ke paru-paru dan menghalangi aliran darah, akibatnya bisa sangat fatal bahkan bisa mengancam jiwa.

  5. Cedera bedah

    Risiko yang satu ini memang termasuk jarang. Namun kemungkinannya tetap ada. Cedera bedah bisa terjadi pada kandung kemih atau usus selama operasi caesar dilakukan. Jika ini terjadi, operasi tambahan mungkin diperlukan untuk mengatasinya.

  6. Meningkatnya risiko selama kehamilan selanjutnya

    Setelah Ibu menjalani operasi caesar yang pertama, Ibu mungkin akan menemui berbagai risiko komplikasi atau kemungkinan yang lebih serius lainnya, di kehamilan-kehamilan berikutnya. Semakin sering Ibu melahirkan sesar, semakin tinggi risiko Ibu terkena plasenta previa atau kondisi di mana plasenta menempel secara tidak sempurna di dinding rahim. Ada juga risiko rahim robek di sepanjang bekas sayatan dari operasi caesar sebelumnya jika kamu ingin mencoba VBAC. Inilah yang membuat kebanyakan dokter lebih menyarankan Ibu kembali menjalani operasi caesar setelah sebelumnya juga melahirkan caesar.

Prosedur Operasi Caesar dan Jenis Bius yang Diberikan

Jangan bayangkan operasi caesar dilakukan dengan membuat sayatan besar sehingga seluruh organ dalam perut Ibu terlihat, ya! Dokter mungkin hanya akan membuat sayatan sepanjang 10 hingga 20 sentimeter. Saat operasi berlangsung, seperti halnya operasi di film-film, dokter dan timnya akan menggunakan masker dan kostum bedah. Untuk operasi caesar darurat, biasanya pasangan tidak diizinkan masuk dan menemani. Sebelum prosedur dimulai, ahli anestesi akan membahas apa yang harus Ibu lakukan supaya tidak merasakan sakit selama operasi caesar.

Selain itu, Ibu juga akan dikelilingi berbagai alat untuk memantau kondisi Ibu beserta bayi. Berikut daftarnya seperti dikutip dari Kids Health:

  • Monitor untuk mengawasi detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah Ibu;

  • Masker oksigen yang dipasang di lubang hidung untuk membantu pernapasan;

  • Tabung tipis atau kateter yang dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui saluran kencing;

  • Infus di lengan atau tangan;

  • Semua rambut di antara pusar dan tulang kemaluan akan dicukur; dan

  • Kelambu atau kain akan dipasang di sekitar dada atau perut sebagai pembatas.

Setelah anestesi diberikan, dokter akan membuat sayatan pada kulit perut, biasanya secara horizontal. Kemudian dilanjutkan membelah otot perut untuk sampai ke rahim, lalu membelah rahim itu sendiri. Setelah itu, bayi ditarik keluar dengan lembut dan perlahan. Ketika bayi sudah dikeluarkan, dokter masih memiliki “PR” untuk mengangkat plasenta dari rahim, lalu menutup jalan lahir dengan jahitan. 

Treatment yang diberikan kepada bayi kurang lebih akan sama seperti ketika Ibu melahirkan normal. Bayi yang lahir sesar juga masih mungkin melalui proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Proses ini mengharuskan bayi diletakkan di dada Ibu dan dibiarkan merayap dan berusaha menggapai payudara Ibu. 

Setelahnya, si kecil akan diserahkan ke perawat atau dokter selama beberapa menit untuk dibersihkan dan dirawat. Proses ini bisa juga lebih lama, jika ada kondisinya emergency. Tapi kalau bayi baik-baik saja, Ibu bisa langsung menggendong atau menyusuinya di ruangan pemulihan.

Sebenarnya, anestesi atau bius yang umum diberikan adalah bius lokal. Namun biasanya, Ibu akan diberi pilihan anestesi, seperti bius total atau bius regional (lokal), tentunya dengan berbagai risikonya. Saat bius total dilakukan, Ibu akan ditidurkan selama proses operasi berlangsung. Sedangkan untuk bius regional atau lokal, hanya bagian bawah tubuh saja yang mati rasa. Obat anestesi akan disuntikkan ke bagian tulang belakang.

Kondisi Tubuh Pasca Operasi Caesar. Apa Saja yang Mungkin Dirasakan Ibu?

  1. Proses pemulihan

    Proses pemulihan yang akan dirasakan setiap Ibu pasca operasi caesar bisa jadi berbeda. Ada banyak hal yang dapat memengaruhi proses pemulihan ini, salah satunya adalah jenis operasi caesar yang dilalui. Tapi karena semua operasi sesar adalah jenis operasi besar, kamu mungkin akan membutuhkan bantuan orang lain untuk menggendong bayi, memposisikannya saat ingin menyusui, mengganti popok bayi, atau bahkan untuk bangun dari tempat tidur, setidaknya di hari pertama.

    Dokter akan meminta Ibu tetap berada di tempat tidur sampai obat biusnya benar-benar hilang. Kalau bius lokal, biasanya prosesnya hanya memakan waktu beberapa jam. Sedangkan untuk bius total bisa lebih lama. Setelah obat biusnya hilang, Ibu mulai bisa berdiri dan berjalan sedikit. Tak apa jika Ibu merasa berkunang-kunang saat pertama kali bangun. Minta bantuan orang di sekeliling untuk menopang Ibu.

  2. Kondisi perut dan bekas sayatan

    Perut Ibu juga mungkin terasa empuk dan berat. Sedangkan bekas sayatan biasanya akan terasa perih dan terlihat memar selama beberapa hari, bahkan beberapa minggu. Dokter akan meresepkan parasetamol atau obat anti radang untuk membantu menghilangkan rasa sakit. Konsultasikan kepada ahli medis jika obat-obatan yang diberikan tidak cukup mampu membantu mengurangi rasa sakit Ibu.

    Bagaimana dengan kateter yang dipasang di saluran kemih? Kateter akan dilepas sekitar 12 jam setelah operasi, selama Ibu sudah bisa bangun dari tempat tidur. Mungkin rasanya tidak nyaman, tapi biasanya tidak terlalu sakit. Setelah kateter dilepas, Ibu bisa berjalan ke toilet dan mandi. Kalau Ibu merasa belum stabil, jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain memapah Ibu ke kamar mandi, ya.

  3. Perdarahan vagina

    Seperti halnya melahirkan normal, perdarahan vagina setelah operasi caesar itu sangat normal. Biasanya berlangsung selama dua hingga enam minggu setelah kelahiran. Ibu mungkin perlu pembalut orang dewasa untuk menampung seluruh darah yang keluar dari vagina.

  4. Sulit buang angin dan konstipasi

    Butuh waktu beberapa jam sampai beberapa hari agar usus bisa mulai bekerja kembali. Beberapa wanita mengalami perut kembung, sulit buang angin, dan sembelit yang tidak jarang terasa menyakitkan. Obat pereda nyeri juga bisa menyebabkan konstipasi. Agar merasa lebih nyaman, Ibu bisa mengunyah permen karet atau menyeduh teh peppermint untuk meredakan perut kembung.

Perawatan untuk Ibu Setelah Operasi Caesar

Selain pada kondisi tubuh secara keseluruhan, proses pemulihan juga akan fokus pada perawatan luka sayatan bekas operasi. Setelah dijahit, bekas luka akan dibungkus dengan perban tahan air. Biasanya perban baru boleh dilepas setelah 24 jam pasca operasi caesar. Setelah perban dilepas, Ibu akan diminta menjaga kebersihan luka tersebut dengan membilasnya dengan air biasa. 

Hindari penggunaan sabun dan hindari juga menggosoknya menggunakan kain atau handuk seperti ketika kamu biasa selesai mandi. Sebagai gantinya, tepuk-tepuk perlahan dengan lembut menggunakan handuk yang bahannya halus. Setelah operasi sesar, banyak Ibu merasa lebih nyaman menggunakan pakaian longgar dan celana katun yang dipakai sampai ke atas bagian yang luka.

Jika bekas luka sudah kering, ada sebagian wanita yang jahitannya akan menyatu dengan kulit, artinya, ia tidak perlu lepas jahitan. Tapi ada juga sebagian lain yang jahitannya harus dilepas oleh tim medis. Biasanya sekitar lima hingga tujuh hari pasca operasi caesar.

Oh ya, meskipun Ibu merasakan banyak ketidaknyamanan pasca operasi, namun penting untuk segera membawa tubuh bergerak untuk mengurangi risiko pembekuan darah. Tapi jangan yang ekstrem juga, ya, Bu! Cukup dengan jalan kaki di dalam ruang pemulihan atau di kamar rumah sakit, atau duduk kemudian berdiri lagi. Gerakan-gerakan kecil tersebut dapat membantu melancarkan peredaran darah. Cara lain untuk mengurangi risiko pembekuan darah seperti minum banyak cairan dan menggunakan stocking kompresi (stocking khusus untuk memperlancar sirkulasi darah di bagian kaki setelah melahirkan).

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih