Balita

5 Manfaat Bermain dengan Teman Sebaya Bagi Si Kecil

5 Manfaat Bermain dengan Teman Sebaya Bagi Si Kecil

Manfaat bermain dengan teman sebaya ternyata banyak sekali. Hal ini bagus untuk memperkenalkan si kecil pada banyak hal juga, Bu. Nantinya si kecil akan belajar juga tentang makna yang lebih dalam dari sekadar bermain, yaitu memiliki sahabat. Bagi anak-anak, memiliki teman sebaya dan menjalin hubungan pertemanan sejak kecil merupakan bagian penting dari tumbuh kembang anak, terutama bagi kecerdasan emosional serta sosial anak. 

Menurut Catherine Bagwell, Ph.D dari Emory University, dilansir melalui kidstuff.co.au, menjalin hubungan persahabatan dengan teman sebaya memiliki banyak manfaat untuk si kecil, seperti :

  • Membantu membangun harga diri si kecil;

  • Menumbuhkan kompetensi sosial;

  • Menciptakan kepercayaan diri yang lebih baik untuk si kecil; dan

  • Membantu si kecil untuk lebih mudah beradaptasi pada lingkungan baru.

Manfaat Bermain dengan Teman Sebaya untuk Anak

Sementara itu, manfaat bermain dengan teman sebaya juga tak kalah baiknya baik dari segi fisik mau sisi emosional sang anak, berikut ini beberapa manfaat bermain dengan teman sebaya yang dirangkum melalui kidstuff.co.au dan theconversation.com :

  1. Anak mulai mengerti tentang rasa empati

    Anak Ibu akan mulai mengembangkan rasa empati ini saat bermain bersama teman sebayanya. Tak hanya menjadi lebih kreatif, tapi si kecil juga akan belajar tentang menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi antara ia dan temannya, belajar tentang berbagi, mengerti bagaimana caranya bekerja sama atau melakukan kolaborasi, dan juga keterampilan komunikasi baik verbal maupun non verbal akan semakin diasah sehingga menjadi lebih baik.

  2. Bermain dengan teman sebaya dapat mengatur emosinya

    Manfaat bermain lainnya adalah si kecil akan belajar tentang bagaimana caranya ia dapat mengatur serta mengontrol emosinya. Tak dimungikiri bahwa anak kecil memang biasanya belum mampu mengontrol emosi secara baik, namun dengan bermain, ia akan belajar banyak akan hal ini. 

  3. Dapat mengembangkan keterampilan sosial

    Keterampilan sosial ini erat kaitannya dengan cara bersosialisasi dengan yang lain, atau cara berkomunikasi dengan orang lain. Anak-anak yang bermain dengan teman sebaya cenderung akan lebih mudah mengaplikasikan keterampilan sosial daripada anak yang terus menerus berada di dalam rumah. Selain itu, dengan bermain bersama teman lainnya, ia juga dapat mengeksplor banyak hal yang baru. Perlu diketahui juga, Bu, bahwa si kecil yang tak memiliki kesempatan bermain dengan teman-temannya memiliki potensi merasa kesepian dan terisolasi secara sosial.

  4. Bermain bersama membentuk jati diri anak

    Saat bermain, biasanya membutuhkan kerjasama yang baik dengan teman lainnya. Pada hal ini, tanpa disengaja akan membentuk jati diri si kecil juga. Ketika bermain akan terlihat, apakah ia sebagai pemimpin bagi teman-temannya, atau dia adalah tempat teman-temannya berlindung, atau bisa jadi ia pintar dalam hal negosiasi. Ini juga bisa menjadi manfaat bermain yang baik untuk si kecil.

  5. Bermain akan membuat mental si kecil lebih sehat

    Seperti yang telah dicantumkan di atas, anak-anak yang tak memiliki kesempatan bermain dengan teman-temannya berpotensi lebih sering merasa kesepian bahkan seperti terisolasi secara sosial. Bermain akan membuat kesehatan mental si kecil lebih baik dan akan membuat emosinya juga lebih stabil.

Ide Aktivitas Bermain dengan Teman Sebaya

Banyak juga permainan anak yang dapat melibatkan kerjasama antara si kecil dan teman-temannya. Beberapa jenis mainan ini bisa dilakukan bersama-sama dan menumbuhkan banyak aspek penting untuk tumbuh kembang si kecil seperti berkolaborasi bahkan bernegosiasi, berikut contoh permainannya:

  • Bermain petak umpet

    Permainan anak tradisional yang satu ini jelas membutuhkan kerjasama karena tak bisa dilakukan seorang diri. Bentuk kelompok minimal 4 orang, kemudian lakukan kesepakatan siapa yang berjaga dan yang bersembunyi. Dalam permainan ini, si kecil belajar tentang bertanggung jawab atas perannya sesuai kesepakatan siapa yang berjaga dan siapa yang bersembunyi. Selain itu dalam banyak permainan juga diajarkan tentang kejujuran dan tidak bermain curang.

  • Lomba menyelesaikan puzzle

    Permainan ini bisa dilakukan di dalam rumah saat teman-teman si kecil main ke rumah, atau saat sanak saudara berkunjung, dan bisa juga dilakukan antara sang kakak dan si adik. Ibu bisa memimpin dan berlaku sebagai wasit di pertandingan menyelesaikan puzzle. Manfaat bermain puzzle juga banyak kok, Bu, seperti melatih kemampuan kognitif, membuat si kecil belajar menyelesaikan masalah, meningkatkan rasa percaya diri bahwa ia bisa menyelesaikan puzzle tersebut dengan baik dan tepat sebelum waktunya, dan juga mengasah keterampilan motorik halusnya. Tak hanya puzzle, permainan jenis board games juga seru, Bu, seperti monopoli, ular tangga, atau bahkan catur.

  • Bermain role play atau pretend play

    Jadikan permainan peran menjadi permainan yang seru yuk, Bu. Biasanya banyak anak-anak yang bermain seolah-olah menjadi polisi lalu berlarian mengejar teman lainnya yang menjadi penjahat, atau bisa juga bermain sebagai dokter yang didatangi banyak pasien, atau untuk sang gadis kecil biasanya bermain masak-masakan (pasaran) seolah-olah menjadi koki handal yang sedang menjual makanannya.

  • Permainan gundu (kelereng)

    Memang sudah jarang, tapi bagi sebagian anak, permainan ini seru. Tak hanya tentang permainannya, beberapa dari mereka juga mengoleksi gundu-gundu dengan motif yang cantik. Manfaat bermain gundu atau kelereng ini juga tak kalah menarik karena ini melibatkan kesepakatan dan negosiasi pada anak-anak, siapa yang bermain terlebih dahulu, siapa yang menang, dan siapa yang berhak mendapatkan gundu lain sebagai hadiahnya. Di sini, si kecil juga belajar tentang merelakan melepas gundu yang digunakan sebagai hadiah. 

  • Bermain lompat tali yang menyehatkan

    Ibu pasti sudah pernah kan bermain lompat tali yang talinya terbuat dari susunan-susunan karet? Nah, bisa juga ini diperkenalkan pada si kecil. Manfaat bermain tali juga tak sekedar tentang berbagi giliran dengan yang lain, tapi bisa juga sembari berolahraga karena membutuhkan keterlibatan fisik seperti gerakan melompat.

  • Mengenalkan kembali tentang congklak dan bekel

    Manfaat bermain pada kedua permainan ini adalah melibatkan kompetisi antara dua pemain serta membantu si kecil memecahkan masalah. Meski terbilang sudah jadul, tapi cukup seru lho permainan ini. Alat bermainnya pun terbilang memiliki harga yang terjangkau. Tak salah bila Ibu ingin mengenalkan permainan nostalgia ini untuk si kecil dan para sahabatnya.

Masih sangat banyak permainan yang menarik untuk si kecil beserta sanak saudara atau teman-teman sebayanya, namun untuk saat ini kondisinya sedikit berbeda karena efek pandemi dan beberapa negara atau wilayah tertentu bahkan memberlakukan lockdown sehingga si kecil sedikit susah untuk bermain bersama. Di Indonesia sendiri juga memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membatasi banyak hal terutama sekolah tatap muka. 

Pada situs theconversation.com dituliskan bahwa untuk kondisi saat ini yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga kestabilan sosial dan emosi si kecil adalah memberlakukan aturan screen time. Di sini yang difokuskan bukan pada permainan satu arah saja namun si kecil diharapkan dapat tetap berinteraksi dengan teman-teman sebayanya sehingga ia tidak merasa kesepian atau terisolasi secara sosial. Yang bisa Ibu lakukan adalah membuat si kecil dan melakukan panggilan video kepada teman-temannya untuk saling bertukar kabar, bercerita, atau bahkan bermain bersama dengan batas waktu yang Ibu juga harus tentukan. 

Screen time ini dapat dilakukan sementara selama pandemi berlangsung dan sekolah dilakukan dari rumah. Karena screen time ini sifatnya terbatas, hal lain yang bisa Ibu lakukan supaya kesehatan mental si kecil tetap terjaga meski tak bermain dengan teman-temannya adalah dengan melibatkan Ibu dan anggota keluarga lainnya untuk bermain bersama selain mengerjakan pekerjaan rumah yang diminta oleh sekolah ya, Bu.

Penulis: Luciana
 Editor: Dwi Ratih